Kegiatan tersebut digelar Itenas Bandung sebagai salah satu wujud dukungan Itenas Bandung terhadap program vaksinasi COVID-19 yang digulirkan pemerintah dan persiapan pembelajaran tatap muka yang rencananya bakal digelar Juli 2021 mendatang.
Baca juga: Akal Cerdik Pemudik Hindari Cegatan Polisi, Rela Naik Motor dan Tinggalkan Pekerjaan demi Rindu
Rektor Itenas Bandung, Prof Meilinda Nurbanasari, Ph.D. menyatakan, Itenas Bandung sangat mendukung program vaksinasi COVID-19 yang terus digaungkan oleh pemerintah, agar pandemi COVID-19 segera berakhir.
Menurutnya, penyelenggara vaksinasi COVID-19 ini diikuti tenaga pendidikan, termasuk tenaga non-pendidikan PAUD, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga SMA di wilayah Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
"Penyelenggaraan vaksinasi ini atas permintaan camat Cibeunying Kaler dan pihak Puskesmas Neglasari. Pada prinsipnya, kami sangat mendukung pemerintah untuk vaksinasi, agar pandemi ini segera berakhir. Karenanya, Itenas sangat mendukung penyelenggaraan vaksinasi ini," tutur Meilinda di sela kegiatan vaksinasi COVID-19 di Kampus Itenas Bandung, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Rabu (21/4/2021).
Baca juga: Korban Kebakaran Kilang Minyak Balongan Bertambah, Pelajar SMA Meninggal Setelah Dirawat 23 Hari
Selain menyediakan tempat, kata Meilinda, pihaknya juga menyediakan sarana pendukung, mulai dari komputer dan jaringan internet hingga printer untuk mendukung pendataan, termasuk tenaga administrasi yang melibatkan mahasiswa Itenas Bandung.
"Melalui proses ini, kami pun nantinya siap menyelengarakan vaksinasi bagi masyarakat umum karena kami berkomitmen mendukung vaksinasi," katanya.
Lebih lanjut Meilinda mengatakan, kegiatan vaksinasi COVID-19 yang diikuti total 1.485 tenaga pendidikan dan tenaga non-pendidikan PAUD, SD, SMP, SMK, dan SMA ini juga menjadi salah satu wujud dukungan Itenas Bandung dalam persiapan pembelajaran tatap muka.
Menurutnya, Itenas Bandung sangat mendorong pembelajaran tatap muka segera digelar. Pasalnya, jika pembelajaran online terus menerus dilakukan, maka kualitas pendidikan akan menurun.
"Kami sangat mendorong sekali proses pembelajaran tatap muka karena kami sadari, kalau pembelajaran online berlama-lama ada penurunan (kualitas) dan itu rasanya sudah disadari," katanya.
Terlebih, lanjut Meilinda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan tiga menteri lainnya telah menyepakati pembelajaran tatap muka dimulai sejak Januari 2021 lalu.