PEKALONGAN - Bantuan sosial (Bansos) yang disalurkan oleh pemerintah, untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, belum didukung dengan kuatnya data Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
(Baca juga: 4 Hari PSBB, Pasien Positif COVID-19 Kota Malang Bertambah)
Buktinya, di Pekalongan, Jawa Tengah, bansos senilai Rp600 ribu/bulan tersebut, malah menyasar orang kaya. Salah satu penerima bansos tersebut adalah Nanggola Madji, ketua Kadin Kota Pekalongan, dan juga pengusaha tekstil batik.
Dia mengaku tiba-tiba mendapat undangan pengambilan dana bansos di kantor pos senilai Rp600 ribu. Lebih gilanya, dia juga tercatat sebagai penerima bansos dari Provinsi Jawa Tengah, dalam bentuk sembako yang bisa ditukar di e-warung senilai Rp200 ribu/bulan selama sembilan bulan.
"Saya sangat kaget tiba-tiba menerima undangan pengambilan uang bansos Rp600 ribu di kantor pos. Bahkan saya dapat bansos lagi, yaitu Provinsi Jawa Tengah, dalam bentuk sembako yang bisa ditukar di e-warung senilai Rp200 ribu/bulan selama sembilan bulan," ujar Nanggolo Madji, Jumat (22/5/2020)
Dia sudah melaporkan ke RT dan RW juga kelurahan setempat, terkait kesalahan data tersebut. "Saya sudah melaporkan kejadian ini, dan juga tidak akan mengambil dana yang diperuntukan bagi warga miskin. Kami meminta agar dana tersebut bisa dialihkan ke warga lain yang membutuhan atau kurang mampu," jelasnya .
Disebutkan, bukan hanya dirinya saja yang salah sasaran menerima bansos. Ada beberapa orang kaya yang justru mendapat dana bansos. Dari data RT dan RW setempat, ada beberapa nama yang hidupnya berkecukupan, malah menerima bantuan, mereka adalah direktur koperasi cukup besar, pensiunan pns, asn aktif, dan masih ada banyak yang salah sasaran.
Dia yang tinggal di kompleks perumahan mewah ini, tidak tahu kapan pendataan dilakukan sehingga bisa salah sasaran seperti ini. "Kami harapkan agar pemerintah benar-benar bisa menyaring data sehingga tidak salah sasaran," jelasnya.
Wali Kota Pekalongan, Saelany Mahfudz menyebutkan, data penerima bansos memang masih banyak yang salah dan ganda. "Kami akui data banyak yang salah, semua data dari pusat sehingga kami harus menyaring lagi. Untuk yang salah sasaran yaitu orang mampu mendapat dana, kami minta untuk legowo dan bisa dialihkan ke yang lain," jelasnya.
Sementara itu, pembagian bansos hingga kini masih terus dilakukan ke ribuan warga di Kota Pekalongan. Penyaluran dilakukan dari kantor pos, dan juga melalui sejumlah bank. Warga tetap berkerumun di sejumlah lokasi penyaluran tersebut, meski sudah ada peringatan agar jaga jarak dan pakai masker.
(eyt)
Berita Terkait
KOMENTAR (pilih salah satu di bawah ini)
- Disqus