Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kerja sama pertahanan turut dibahas Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris, Jumat (21/7/2023).
Sebelumnya Retno juga telah melakukan pertemuan 2+2 pertama antara Menlu dan Menhan Indonesia dan Perancis untuk membahas bidang pertahanan dan keamanan.
Pada pertemuan itu, Retno menekankan pentingnya kerja sama yang tidak sebatas pada jual beli alutsista, tapi juga transfer teknologi, pengembangan & produksi bersama.
"Ini penting untuk membangun strategic autonomy Indonesia," kata Retno lewat video conference usai pertemuan.
Retno menekankan, bahwa Indonesia juga ingin jadi bagian dari mata rantai pasok global untuk industri strategis.
Baca juga: Pertemuan 2+2 RI-Prancis, Menhan Prabowo: Hubungan Pertahanan Ini Terbaik dalam Beberapa Dasawarsa
Untuk itu, ia mendorong implementasi kerja sama joint ventures dan joint production antara Thales & PT LEN Industry.
Selain kerja sama pertahanan, kedua negara juga membahas kerja sama di bidang keamanan.
Indonesia mendorong keamanan maritim, termasuk dukungan alih teknologi dan capacity building Prancis untuk Bakamla RI, keamanan siber, termasuk kerja sama BSSN dengan industri pertahanan Thales; dan penanggulangan bencana.
Baca juga: Kunjungi Prancis, Prabowo Ungkap Kerja Sama Pertahanan Terbaik di Bawah Pemerintah Presiden Jokowi
Indonesia mengundang Prancis untuk menghadiri ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise 2023 yang akan diselenggarakan bulan depan.
Indonesia juga mendorong Prancis untuk menjadi mitra strategis ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan yang inklusif.
Secara khusus saya juga meminta Prancis selaku Nuclear Weapon State untuk mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ (South East Asian Nuclear Weapon Free Zone) untuk menjaga Asia Tenggara tetap bebas nuklir.
"Kawasan Indo-Pasifik tidak boleh menjadi ajang unjuk kekuatan. Dukungan Prancis terhadap AOIP sangat diperlukan, termasuk dalam ASEAN Indo-Pacific Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta, 5-6 September," ujarnya.