loading...
Ukraina mengandalkan sukarelawan asing dalam membantu perlawanan melawan Rusia. Foto/Reuters
Pada pertengahan 2022, setelah Ukraina membentuk Legiun Pertahanan Internasional, 20.000 sukarelawan dari 52 negara telah bergabung. Itu diklaim Pemerintah Ukraina.
Jumlah itu menyusut menjadi sekitar 2.000 hingga 3.000 - terlalu sedikit untuk membuat perbedaan besar dalam perang - tetapi mereka masih membangkitkan citra Brigade Internasional Perang Saudara Spanyol, ketika 35.000 sukarelawan dari 52 negara melawan fasis Spanyol yang didukung oleh pasukan Nazi dan Italia.
Sebuah studi baru oleh peneliti Italia Matteo Pugliese menemukan latar belakang dan motivasi yang membingungkan di antara anggota Legiun Internasional Ukraina, sebuah pasukan berukuran batalion.
Berikut adalah 3 motivasi sukarelawan asing yang bergabung membantu Ukraina melawan Rusia.
1. Berafiliasi dengan Ideologi Ekstrem
Beberapa adalah mantan perwira dari negara-negara NATO seperti Inggris dan Kanada. Yang lainnya berasal dari kalangan sayap kanan atau sayap kiri keras dan anarkis yang telah berperang bersama Kurdi melawan ISIS di Suriah."Mayoritas legiuner berasal dari Amerika Utara, Eropa, dan Amerika Latin, tetapi dipimpin oleh beragam motivasi, memiliki beragam latar belakang pribadi, dan mayoritas tidak memiliki afiliasi politik sebelumnya," ungkap Pugliese, dilansir Insider.
2. Melarikan Diri dari Masalah
Satu anggota telah melarikan diri ke Ukraina dan bergabung dengan Legiun setelah dituduh melakukan penipuan di Australia, sementara yang lain pernah menjadi penjahat karir di Polandia dan Ukraina. Anggota legiun juga termasuk mantan tentara dari militer Amerika Latin, yang telah menghasilkan tentara bayaran yang beroperasi di seluruh dunia.3. Berlatar pada Ikatan Persaudaraan
Secara signifikan, Pugliese menemukan bahwa sebagian besar sukarelawan yang berjuang untuk Kyiv tidak diradikalisasi oleh pengalaman mereka. Mereka "bersyukur atas ikatan persaudaraan di antara para legiuner, atau kecewa dan trauma."(ahm)