Demikian laporan yang dirilis oleh Reuters mengutip sejumlah sumber.
Empat sumber mengatakan kepada Reuters para pejabat sedang meninjau peralatan dan pelatihan yang termasuk dalam kesepakatan senjata baru-baru ini dengan Arab Saudi. Itu dilakukan dalam upaya untuk menangguhkan penjualan senjata ofensif dan hanya mengizinkan penjualan produk-produk pertahanan.
"Penjualan senjata yang dianggap defensif, seperti sistem pertahanan rudal anti-balistik Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang dibuat oleh Lockheed Martin atau sistem pertahanan rudal Patriot yang dibuat oleh Lockheed dan Raytheon - akan tetap diizinkan berdasarkan kebijakan baru," kata laporan itu seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (28/2/2021).
Namun, penjualan produk seperti amunisi berpemandu presisi (PGM) dan bom berdiameter kecil, yang telah diperantarai di bawah pemerintahan Donald Trump, dapat ditangguhkan.
"Mereka mencoba untuk mencari tahu di mana Anda menarik garis antara senjata ofensif dan barang-barang pertahanan," lapor Reuters, mengutip seorang ajudan kongres yang akrab dengan masalah tersebut, menjelaskan prosesnya.
Baca juga: AS Ingatkan Mesir Tidak Beli Senjata dari Rusia