Kenyataan ini menjadi tonggak suram ketika negara-negara lain berjuang untuk mendistribusikan vaksin. Harapan seluruh dunia bahwa vaksin COVID-19 akan segera mengakhiri pandemi pada tahun 2021 telah terguncang oleh lambatnya program vaksinasi AS, yang dilanda masalah logisti dan rumah sakit yang kewalahan menerima pasien.
Menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins, AS mencatat lebih dari 20 juta infeksi COVID-19 pada Jumat waktu setempat. AS sendiri selama berbulan-bulan telah mencatat jumlah infeksi dan kematian tertinggi akibat virus Corona baru di dunia.
"Jumlahnya hampir dua kali lipat dari India, yang dengan lebih dari 10,2 juta kasus memiliki infeksi terbanyak kedua di dunia," menurut Universitas Johns Hopkins seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (2/1/2021).
AS telah melihat lonjakan infeksi COVID-19 selama musim liburan, karena pertemuan dan perjalanan lintas negara telah memicu penyebaran virus. Pejabat serta petugas layanan kesehatan telah memperingatkan bahwa rumah sakit sudah mencapai batasnya dalam menerima pasien.
Universitas Johns Hopkins melaporkan minggu ini bahwa AS mencatat rekor kematian tertinggi dalam satu hari pada 30 Desember yaitu 3.927. Negara itu sekarang telah mencatat lebih dari 346.000 kematian sejak dimulainya pandemi.
Angka terbaru datang ketika pemerintahan Donald Trump gagal mencapai tujuan akhir tahun untuk memberikan vaksin COVID-19 kepada 20 juta orang.(Baca juga: Susul Inggris, India Setujui Vaksin COVID-19 AstraZeneca )