Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai lebih dari 300 juta jiwa dalam lima belas tahun mendatang.
Jumlah penduduk yang semakin besar bisa menjadi ancaman ketahanan pangan.
Agus Budiawan Naro Putra, Head of Food Science and Nutrition International Institute for Life Sciences (i3L) menjelaskan, potensi kerentanan pangan (food insecurity) di Indonesia masih cukup besar mengingat kondisi geografis dan demografis di Indonesia yang beragam.
Hal itu ditambah potensi bencana alam yang terkait iklim, variabilitas curah hujan serta potensi kehilangan produksi yang diakibatkan oleh organisme penggangu tanaman.
Kondisi-kondisi demikian dapat mengakibatkan terjadinya kerentanan pangan sementara (transien).
“Aspek ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan pemanfaat pangan menjadi indikator dan faktor risiko yang berdampak pada kerawanan pangan,” kata Agus dalam keterangan resminya, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Jawab Tantangan Transformasi Digital di Dunia Pendidikan, Blibli Gelar Kampanye #BagiBagiIlmu
Agus mengusulkan tiga hal utama yang menjadi solusi mencegah permasalahan pangan di Indonesia. Yakni distribusi, diversifikasi dan produksi.
Pertama adalah distribusi. Saat ini, diperkirakan satu dari enam orang di dunia mengonsumsi makanan secara berlebihan sehingga menyebabkan mereka mengalami kelebihan berat badan atau bahkan obesitas.
Di sisi lain, satu dari enam orang di dunia juga mengalami kelaparan dan/atau mengonsumsi makanan yang kurang bergizi.