De Boer paham benar Italia mengacak-acak timnya dan mendominasi di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, 7 September 2020,meski hasil akhirnya hanya 1-0 untuk Italia berkat gol Nicolo Barella. (Baca juga: Kemenangan Kejutan Shevchenko, Ukraina Permalukan Spanyol).
De Boer mengakui pasukannya tertekan sepanjang 70 menit. Namun, itu menjadi pelajaran dan dia sudah membuat dua skenario untuk meredam tuan rumah.
“Kami telah berlatih untuk dua skenario. Grup harus memutuskan mana yang akan digunakan di lapangan. Jika yang pertama tidak berhasil, kami dapat dengan cepat beralih ke Rencana B. Bagaimanapun, Anda akan melihat sesuatu yang berbeda dari pada pertandingan kandang. Saya sangat positif," tegas De Boer dilansir football-italia. (Baca juga: Ronaldo Positif Covid-19, Ini Laga yang Ditinggalkan di Juventus dan Timnas).
“Italia membuat kami di bawah tekanan selama 70 menit dan saya ingat pertandingan itu dengan jelas. Mereka menampilkan performa terbaik, kami selalu terlambat menguasai bola dan tidak cukup menekan, tapi kali ini akan berbeda."
De Boer punya kenangan tak manis di Italia. Dia pernah bergabung dengan Inter Milan dan tidak sukses di sana. Saat membela timnas Belanda, Dia juga dikalahkan Italia di semifinal Piala Eropa 2000. (Baca juga: Ronaldo Positif Covid-19, Ini Laga yang Ditinggalkan di Juventus dan Timnas).
“Saya tidak pernah berpikir untuk balas dendam. Bukan tentang adu penalti pada 2000 dan bukan tentang Inter," ujarnya. “Saya sangat menyukai tim Italia ini, karena mereka bermain dengan empat atau lima pemain menyerang setiap saat, maka Jorginho, Manuel Locatelli atau yang lainnya dapat memegang bola dan mengontrol permainan. Mereka banyak berlari di depan, dengan Ciro Immobile sebagai penyerang tengah. Cara mereka bermain sekarang sangat mengesankan.
“Untuk memenangkan pertandingan ini, kami harus mengontrol lini tengah dan memenangkan pertarungan di sana. Itulah kunci bagi Italia selama 70 menit di Amsterdam."