Liputan6.com, Jakarta Mangga dikenal sebagai buah tropis dengan rasa manis dan kaya nutrisi. Selama ini hanya bagian buahnya saja yang dikenal kaya akan manfaat. Tak banyak yang menyadari bahwa daun mangga juga dapat dikonsumsi.
Daun Mangifera indica, spesies mangga tertentu, telah digunakan dalam praktik penyembuhan seperti Ayurveda India dan pengobatan tradisional Tiongkok selama ribuan tahun. Daun mangga secara khusus dipercaya dapat membantu mengobati diabetes dan kondisi kesehatan lainnya.
Meski belum banyak penelitian ilmiah, daun mangga berpotensi memiliki manfaat menyehatkan. Daun mangga bisa dikonsumsi dalam bentuk teh atau suplemen. Berikut manfaat daun mangga, dilansir Liputan6.com dari Healthline, Rabu (14/10/2020).
Kaya nutrisi
Daun mangga mengandung beberapa senyawa tanaman bermanfaat, termasuk polifenol dan terpenoid. Daun mangga juga vitamin C, B dan A yang baik untuk kekebalan tubuh.
Terpenoid penting untuk penglihatan optimal dan kesehatan kekebalan. Terpenoid juga merupakan antioksidan yang mencegah radikal bebas.
Sedangkan polifenol memiliki sifat antioksidan dan anti inflamasi. Polifenol jenis mangiferin ditemukan dalam jumlah yang sangat tinggi pada mangga dan daun mangga. Penelitian telah menyelidikinya sebagai agen anti-mikroba dan pengobatan potensial untuk tumor, diabetes, penyakit jantung, dan kelainan pencernaan lemak. Namun, penelitian manusia lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan manfaat ini.
Cegah peradangan
Sifat antioksidan dari mangiferin dapat membantu mencegah peradangan. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa sifat anti-inflamasi daun mangga bahkan dapat melindungi otak Anda dari kondisi seperti Alzheimer atau Parkinson.
Dalam sebuah penelitian, ekstrak daun mangga yang diberikan kepada tikus pada 2,3 mg per pon berat badan (5 mg per kg) membantu menangkal biomarker oksidatif dan inflamasi yang diinduksi secara artifisial di otak. Penelitian pada manusia masih diperlukan untuk mengetahui efektivitas daun mangga untuk mencegah peradangan pada manusia.
Cegah penumpukan lemak
Ekstrak daun mangga dapat membantu mengelola obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik dengan mengganggu metabolisme lemak. Beberapa penelitian pada hewan telah menemukan bahwa ekstrak daun mangga menghambat penumpukan lemak di sel jaringan.
Studi lain pada tikus menunjukkan bahwa sel-sel yang diobati dengan ekstrak daun mangga memiliki tingkat timbunan lemak yang lebih rendah dan tingkat adiponektin yang lebih tinggi.
Adiponektin adalah protein pensinyalan sel yang berperan dalam metabolisme lemak dan regulasi gula dalam tubuh Anda. Tingkat yang lebih tinggi dapat melindungi dari obesitas dan penyakit kronis terkait obesitas.
Dalam sebuah penelitian pada tikus dengan obesitas, mereka yang diberi makan teh daun mangga selain makanan tinggi lemak memperoleh lebih sedikit lemak perut daripada mereka yang hanya diberi makanan tinggi lemak.
Dalam studi 12 minggu pada 97 orang dewasa dengan berat badan berlebih, mereka yang diberi 150 mg mangiferin setiap hari memiliki kadar lemak yang lebih rendah dalam darah mereka dan secara signifikan lebih baik pada indeks resistensi insulin daripada mereka yang diberi plasebo.
Resistensi insulin yang lebih rendah menunjukkan perbaikan manajemen diabetes. Namun demikian, dibutuhkan lebih banyak penelitian manusia.
Lawan diabetes
Daun mangga dapat membantu mengelola diabetes karena efeknya terhadap metabolisme lemak. Kadar trigliserida yang meningkat sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
Satu penelitian memberikan ekstrak daun mangga pada tikus. Setelah 2 minggu, mereka menunjukkan trigliserida dan kadar gula darah yang secara signifikan lebih rendah. Sebuah penelitian pada tikus menemukan bahwa pemberian 45 mg per pon berat badan (100 mg per kg) ekstrak daun mangga mengurangi hiperlipidemia, suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat trigliserida dan kolesterol yang sangat tinggi.
Dalam sebuah penelitian yang membandingkan ekstrak daun mangga dan obat diabetes oral glibenklamid pada tikus dengan diabetes, mereka yang diberi ekstrak tersebut memiliki kadar gula darah yang jauh lebih rendah daripada kelompok glibenklamid setelah 2 minggu.
Studi pada manusia masih dibutuhkan untuk mengetahui manfaat ini.
Anti kanker
Berbagai ulasan menunjukkan bahwa mangiferin dalam daun mangga memiliki potensi antikanker, karena memerangi stres oksidatif dan melawan peradangan. Studi tabung reaksi menunjukkan efek spesifik terhadap leukemia dan paru-paru, otak, payudara, leher rahim, dan kanker prostat.
Terlebih lagi, kulit mangga menunjukkan potensi antikanker yang kuat karena lignannya, yang merupakan jenis polifenol lainnya. Hasil penelitian ini masih awal dan daun mangga tidak boleh dianggap sebagai pengobatan kanker.
Atasi maag
Daun mangga dan bagian tanaman lainnya secara historis telah digunakan untuk membantu sakit maag dan kondisi pencernaan lainnya. Sebuah penelitian pada hewan pengerat menemukan bahwa pemberian ekstrak daun mangga secara oral pada 113–454 mg per pon (250–1.000 mg per kg) berat badan menurunkan jumlah lesi lambung.
Studi hewan pengerat lain menemukan hasil yang serupa, dengan mangiferin secara signifikan meningkatkan kerusakan pencernaan. Namun, penelitian manusia masih diperlukan.
Sehatkan kulit
Ekstrak daun mangga dapat mengurangi tanda-tanda penuaan kulit karena kandungan antioksidannya. Sebuah penelitian tabung juga menemukan bahwa ekstrak daun mangga bisa memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, bakteri yang dapat menyebabkan infeksi Staph.
Mangiferin juga telah dipelajari untuk psoriasis, suatu kondisi kulit yang menyebabkan bercak kering dan gatal. Sebuah penelitian tabung reaksi yang menggunakan kulit manusia mengkonfirmasi bahwa polifenol ini mendorong penyembuhan luka.
Dukung pertumbuhan rambut
Daun mangga dikatakan dapat meningkatkan pertumbuhan rambut. Ekstrak daun mangga dapat digunakan dalam beberapa produk rambut.
Namun, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Meski begitu, daun mangga kaya akan antioksidan yang dapat melindungi folikel rambut dari kerusakan.