Thursday, July 30, 2020

Muncul Cluster Baru, DKI Jakarta Giat Lakukan Surveilans ke Pasar dan Perkantoran

0 comments

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang diberlakukan sejak 4 Juni 2020, pemerintah DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi dan mencegah penularan Covid-19.

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengupas data yang dihimpun Tim Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Tim Surveilans tersebut hingga saat ini aktif melakukan tes dan penyelidikan epidemiologi dengan melakukan active case finding dan contact tracing sejak 4 Juni 2020 hingga 26 Juli 2020.

“Ini betul-betul kita yang menghampiri lalu melakukan tes apakah positif atau tidak. Jadi ini adalah bentuk aktifnya surveilans berjalan, contact tracing dan active case finding juga berjalan. Dari seluruh kasus kita lihat jadi kontribusinya berasal dari cluster-cluster mana saja” beber Dewi di acara dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta (29/7/2020).

Dewi menjelaskan, dari tracing ditemukan sebanyak 3,567 kasus atau 28 persen merupakan hasil dari active case finding atau aktif dicari oleh Tim Surveilans DKI Jakarta.

Mereka turun langsung ke pasar, wilayah perkantoran, hingga rumah ibadah yang kemudian dilakukan tes untuk menunjukan tertular Covid-19 atau tidak.

Baca: 14 Langkah Menghindari Penularan Covid-19 di Kantor, Rekomendasi BNPB

Temuan lainnya adalah hasil dari contact tracing, sehingga apabila ditemukan pasien positif, kemudian ditelusuri lagi dengan siapa pasien berkontak erat dan menyumbangkan kasus sebesar 29 persen.

Baca: Angka Positif Covid-19 dan Kematian di Indonesia Lampaui China, Strategi Pemerintah Perlu Dievaluasi

“Hingga saat ini, pasien rumah sakit masih menempati peringkat pertama sekitar 42 persen, kemudian pasien di komunitas di peringkat kedua berdasarkan hasil contact tracing, dengan angka yang cukup besar sekitar 39 persen,” ujar Dewi.

Selanjutnya untuk cluster Anak Buah Kapal (ABK) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sekitar 5,8 persen.

Kemudian pasar di peringkat keempat sekitar 4, 3 persen, diikuti dengan cluster perkantoran sekitar 3,6 persen dan sisanya adalah pegawai tenaga kesehatan dari Rumah sakit, Puskesmas, Rutan, dan Panti yang turut menyumbang kasus positif di DKI Jakarta.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment