Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan hari Jumat karena kenaikan kasus virus corona yang menyebabkan kekhawatiran gelombang kedua pandemi yang dapat memaksa pemerintah untuk menerapkan lockdown baru.
Dilansir dari CNBC, Sabtu (20/6/2020), harga emas di pasar spot naik 1,1 persen menjadi USD 1,740,79 per ounce. Sementara emas berjangka AS ditutup 1,3 persen di USD 1,753 per ounce.
Harga spot mencapai level tertinggi sejak 2012 bulan lalu di USD 1,764.55.
“Ada peningkatan berkelanjutan dalam COVID-19 di seluruh Selatan dan Barat Daya AS dengan jumlah pasien rawat inap meningkat. Itu telah menyebabkan sedikit kekhawatiran pasar, yang menguntungkan emas,” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Lebih dari 8,38 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona baru. Awal pekan ini sekitar 400 pekerja di sebuah rumah pemotongan hewan di Jerman utara melakukan tes untuk virus tersebut, dan Cina pada hari Jumat melaporkan 32 kasus baru virus.
"Tidak peduli apa konsekuensi jangka panjangnya, seperti inflasi, akan ada stimulus lanjutan di seluruh dunia dan itu akan menjaga harga emas tetap tren naik dalam jangka panjang," kata Sica.
Prediksi Harga Emas
Sejauh tahun ini, harga emas telah naik sekitar 15 persen, didukung oleh permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan jumlah dukungan fiskal dan moneter pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Spot gold belum ditutup di atas USD 1.750, dan jika dan ketika itu terjadi, kami menduga momentum baru dan pembelian baru akan mendorong harga lebih tinggi menuju USD 1.800," tulis analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.