loading...
Dengan status lockdown, Presiden Macron memerintahkan setiap warga untuk tinggal di rumah kecuali untuk alasan yang diperlukan seperti berbelanja. Setiap pelanggaran aturan tersebut, kata dia, akan dihukum.
Dalam pidatonya selama 20 menit kepada publik, dia mengatakan pemerintah Prancis harus sangat membatasi pergerakan orang-orang setidaknya untuk 15 hari ke depan. "Membatasi kontak sosial sebanyak mungkin. Setiap pelanggaran terhadap aturan baru ini akan dihukum," katanya.
Baca Juga:
Macron, yang berulang kali mengatakan Prancis sedang berperang melawan COVID-19, juga mengumumkan bahwa putaran kedua pemilu lokal yang akan diadakan pada 22 Maret akan ditunda. (Baca: Wabah Corona Dunia: 7.144 Orang Meninggal, 78.342 Sembuh)
"Kami sedang berperang. Perang kesehatan, tentu saja, tetapi (ini) perang," kata Presiden Macron. "Saya meminta Anda untuk tinggal di rumah. Saya meminta Anda untuk tetap tenang," katanya lagi.
"Anda akan dapat pergi untuk mendapatkan bantuan medis, pergi bekerja jika Anda harus, dan untuk melakukan aktivitas fisik, tetapi Anda tidak akan dapat bertemu dengan teman-teman di jalan," ujarnya.
"Anda tidak akan bisa berjabat tangan, dan Anda harus menjaga jarak satu meter di antara Anda," paparnya.
"Saya tahu apa yang saya minta dari Anda belum pernah terjadi sebelumnya tetapi keadaan menuntutnya," kata Macron.
"Kami tidak melawan tentara lain atau negara lain. Tetapi musuh ada di sana; tidak terlihat, sulit dipahami, tetapi sedang membuat kemajuan."
Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner menambahkan beberapa detail pada aturan baru yang mengatakan siapa pun yang ditemukan mencemooh atau mengabaikan aturan akan didenda 38 euro.
Dia menjabarkan, siapa pun yang ada di luar perlu menunjukkan sertifikat yang tersedia untuk diunduh dari situs web pemerintah sejak Senin malam. Sertifikat itu menyatakan alasan untuk keluar rumah.
Castaner menambahkan bahwa orang-orang akan diizinkan berjalan-jalan dengan anjing mereka, tetapi tidak dalam kelompok.
Dalam serangkaian pengumuman, Presiden Macron menambahkan semua taksi dan hotel akan disediakan untuk pelayanan kesehatan. "Pemerintah juga akan mengirim masker pelindung ke 25 wilayah yang paling terkena dampak mulai besok (hari ini)," kata Macron.
Saat ini jumlah kasus infeksi COVID-19 di Prancis sebanyak 6.633 dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 148 orang dan jumlah pasien yang disembuhkan 12 orang.
(mas)