loading...
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (tengah) saat masih menjabat, berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) didampingi Menteri Perumahan Zeev Elkin yang bertindak sebagai penerjemah di kediaman Putin di Sochi, Rusia, pada 22 Oktober 2021.
Pihak Rusia merasa, Israel enggan memberikan pernyataan yang konstruktif terhadap kerja sama keduanya.
Hal ini diindikasikan akibat rencana Rusia untuk menutup Badan Yahudi di negaranya. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuturkan keputusan itu adalah keputusan penuh dari Kementerian Kehakiman Rusia.
Sebelumnya, Israel melemparkan ancaman kepada Rusia apabila berani menutup atau bahkan mengusir Badan Yahudi.
Baca juga: Iran Berusaha Keras Gabung Blok Pimpinan Rusia dan China
Rusia sendiri berencana melakukan hal itu lantaran Badan Yahudi dituduh sudah melanggar hukum. Penutupan badan penting itu sudah pasti akan berdampak serius bagi hubungan Rusia dan Israel.
Pada Agustus 2022, Rusia menganggap Israel bersalah karena telah menyerang Gaza. Rusia dengan tegas menyatakan posisinya untuk mendukung penyelesaian Israel-Palestina secara komprehensif.
Baca juga: Borrell Bandingkan Sanksi Anti-Rusia dengan Diet
Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu juga optimistis bahwa konflik panjang yang kerap melibatkan kekerasan antara Israel dan Palestina itu bisa berakhir dengan kerangka proses negosiasi.
Hasilnya harus merealisasikan hak nasional sah milik rakyat Palestina untuk mendirikan negara.