loading...
Asap mengepul saat Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, diserang kelompok teroris pada November 1979. Foto/Wikimedia Commons via Arab News
Serangan itu pula yang menjadi momen bagi Arab Saudi mempertaruhkan citra baiknya sebagai Penjaga Dua Masjid Suci.
Kelompokteroris tersebut dipimpin oleh seorang pengkhotbah berusia 40 tahun; Juhaiman al-Otaybi.
Motif Penyerbuan
Meskipun berpendidikan rendah, ditambah dengan kurangnya kemahiran dalam bahasa Arab klasik, Otaybi memiliki efek kharismatik pada para pengikutnya.
“Dia setia pada misinya, dan dia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah, siang dan malam,” kenang seorang siswa penuntut ilmu agama saat itu, Mutwali Saleh.
Juhaiman al-Otaybi mendirikan sebuah asosiasi bernama al-Jamaa al-Salafiya al-Muhtasiba (JSM), yang mengutuk meningkatnya Westernisasi Arab Saudi.
Di bawah kepemimpinan keluarga Kerajaan Arab Saudi (House of Saud) dan ekspor minyak yang meningkat, Kerajaan Islam tersebut menjadi makmur. Anggota JSM, yang menjalani kehidupan penghematan, menjuluki peningkatan konsumerisme Arab Saudi sebagai "degenerasi nilai-nilai sosial dan agama".
Baca juga: Pandangan Mohammed bin Salman soal Islam, Nabi Muhammad dan Kerajaan Arab Saudi