Sunday, May 22, 2022

Protes Invasi Rusia, Wakil AS dan 4 Negara Lain Tinggalkan Pertemuan APEC

0 comments

loading...

Protes Invasi Rusia, Wakil AS dan 4 Negara Lain Tinggalkan Pertemuan APEC. FOTO/Reuters

BANGKOK - Perwakilan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain keluar dari pertemuan para Menteri Perdagangan Asia-Pasifik di Bangkok, Thailand, Sabtu (21/5/2022). Aksi ini mereka lakukan untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina , kata para pejabat.

“Pemogokan itu adalah ekspresi ketidaksetujuan atas perang agresi ilegal Rusia di Ukraina dan dampak ekonominya di kawasan APEC," kata seorang diplomat, seperti dikutip dari Reuters.

Baca: Cegah Ancaman Korut, AS-Korsel Pertimbangkan Perluas Latihan Militer

Perwakilan dari Kanada, Selandia Baru, Jepang dan Australia bergabung dengan AS, yang dipimpin oleh Perwakilan Dagang Katherine Tai, dalam walk out dari pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Hal itu diungkapkan dua pejabat Thailand dan dua diplomat internasional kepada Reuters.

Diplomat lain mengatakan, lima negara yang menggelar protes menginginkan "bahasa yang lebih kuat tentang perang Rusia" dalam pernyataan akhir kelompok yang akan dikeluarkan pada hari Minggu.

"Pertemuan itu tidak akan gagal jika (pernyataan bersama) tidak dapat dikeluarkan," kata Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit kepada wartawan. Ia juga menambahkan bahwa pertemuan itu "berjalan dengan baik" meskipun ada perwakilan yang walk out.

Walk out terjadi ketika Menteri Ekonomi Rusia, Maxim Reshetnikov menyampaikan sambutan pada pembukaan pertemuan dua hari dari kelompok 21 kekuatan ekonomi.

Baca: Salahkan Barat, Putri Putin Bela Ayahnya dalam Perang Ukraina

“Delegasi dari lima negara yang menggelar protes kembali ke pertemuan setelah Reshetnikov selesai berbicara,” kata seorang pejabat Thailand.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Moskow telah berulangkali menyatakan kalau invasi itu bertujuan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. Alasan Moskow ini tidak bisa diterima dunia internasional.

Ukraina dan Barat mengatakan, Presiden Vladimir Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan, yang telah merenggut ribuan nyawa warga sipil, membuat jutaan orang Ukraina melarikan diri dan menyebabkan kejatuhan ekonomi di seluruh dunia.

(esn)

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment