Thursday, February 3, 2022

Afghanistan: Kisah wartawan perempuan Selandia Baru yang sedang hamil dibantu Taliban

0 comments

Seorang wartawan Selandia Baru yang sedang hamil dan mengatakan ia meminta bantuan kepada Taliban setelah tidak bisa pulang telah mendapat izin untuk kembali ke negara asalnya.

Charlotte Bellis berkata ia terbang ke Afghanistan setelah tidak bisa mendapatkan tempat di fasilitas karantina, di bawah aturan pembatasan Covid yang ketat di Selandia Baru.

Kisah Bellis menyoroti ketatnya langkah-langkah pengamanan Wellington di perbatasan, yang dirancang untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun beberapa orang mempermasalahkan hubungannya dengan Taliban, yang disebut sebagai sebuah privilege atau keistimewaan.

Taliban kerap dikritik atas pembatasan hak-hak perempuan secara brutal dalam beberapa bulan terakhir. Mereka telah dituduh menangkap, menyiksa, dan bahkan membunuh aktivis perempuan.

Pada Selasa (01/02), menyusul perhatian publik yang besar pada kasus ini, pemerintah Selandia Baru menyatakan mereka telah menawarkan tempat karantina kepada Bellis dan mengatur penerbangan.

"Ada tempat bagi Bellis dalam fasilitas isolasi dan karantina yang dikelola [pemerintah] dan saya meminta agar ia segera mengambilnya," kata Wakil Perdana Menteri Grant Robertson kepada wartawan pada taklimat harian Covid.

Baca juga:

Ia membantah tindakan tersebut merupakan akibat dari perhatian publik pada kasus Bellis, dan mengatakan bahwa para staf menangani permintaan darurat setiap hari.

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment