
loading...
OpenAI lakukan pembaruan pada ChatGPT. FOTO/ CNET
OpenAI menjelaskan bahwa kebijakan baru ini mengusung prinsip kebebasan intelektual. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang bagi pengguna dalam mengeksplorasi, berdebat, dan berkreasi tanpa batasan yang dianggap sewenang-wenang.
"Pembaruan ini secara eksplisit merangkul kebebasan intelektual gagasan bahwa AI harus memberdayakan orang untuk mengeksplorasi, berdebat, dan berkreasi tanpa batasan sewenang-wenang—tidak peduli seberapa menantang atau kontroversial suatu topik," tulis OpenAI dalam situs resminya.
Dengan kebijakan baru ini, OpenAI berharap ChatGPT dapat bertukar informasi lebih leluasa dan mengurangi daftar topik yang sebelumnya dilarang untuk dibahas. Namun, kebebasan ini tetap disertai dengan mekanisme keamanan yang ketat. OpenAI menanamkan dua filosofi utama dalam model AI-nya, yaitu "Tetap dalam batasan" dan "Cari kebenaran bersama".
Sebagai contoh, jika ada pengguna yang bertanya mengenai cara membuat bom, ChatGPT tidak akan memberikan panduan atau langkah-langkah spesifik. Sebaliknya, chatbot ini akan menyampaikan jawaban yang lebih bijaksana dan diplomatis, serta mengarahkan pengguna ke diskusi yang lebih edukatif tanpa membahayakan pihak lain.
"Intinya, kami telah memperkuat prinsip bahwa tidak ada ide yang secara inheren terlarang untuk didiskusikan, selama model tersebut tidak menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pengguna atau orang lain (misalnya, melakukan tindakan terorisme)," jelas OpenAI.
Pendekatan berbasis kebebasan intelektual ini disebut OpenAI sebagai langkah penting dalam mendorong inovasi dan kemajuan AI.
Dengan memungkinkan diskusi yang lebih luas, teknologi kecerdasan buatan diharapkan dapat menjadi alat yang lebih bermanfaat dalam membantu manusia memahami berbagai perspektif.
(wbs)