Tuesday, January 25, 2022

Penjelasan Psikologi soal Duck Syndrome, Kondisi Pura-pura Bahagia Padahal Tertekan

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duck syndrome merupakan sebuah kondisi dimana seseorang berusaha untuk tampil tenang dan nampak baik-baik saja di khalayak ramai.

Namun di balik itu, mereka sedang menghadapi banyak pergulatan dan menutupi perasaan takut yang ada di dalam dirinya.

Dari sudut pandang psikologi, Pakar Psikologi UNAIR, Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych., M.Sc. menuturkan, di dunia klinis tidak memakai istilah duck syndrome.

Menurutnya, duck syndrome bukanlah diagnosa klinis.

Baca juga: PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Gejala, Penyebab hingga Komplikasi yang Disebabkan oleh PCOS

Baca juga: Mengenal Highway Hypnosis Syndrome, Mengantuk saat Menyetir, Simak Gejala dan Cara Menanganinya

Duck syndrome, merupakan terminologi yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena populer.

Istilah duck syndrome pertama kali dimulai di Stanford University, sebagai satu universitas terkenal di dunia karena mayoritas mahasiswanya merupakan mahasiswa-mahasiswa pilihan.

Pada tahun pertama, biasanya mahasiswa Stanford menampilkan diri seperti bebek (duck).

Di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat.

Mereka berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perjuangan yang besar.

Baca juga: Cegah Computer Vision Syndrome saat WFH, Dokter Mata Sarankan Ini

Baca juga: Mengenal Queen Bee Syndrome yang Banyak Dialami Perempuan Karier

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment