Tuesday, July 20, 2021

WHO Khawatir Muncul Varian Baru Covid-19 yang Lebih Kuat dan Berbahaya

0 comments

TRIBUNNEWS.COM, SWISS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa negara saat ini berpotensi memunculkan varian corona baru.

"Pandemi belum selesai," kata Profesor Didier Houssin, ketua Komite Darurat COVID-19 WHO pada Kamis (15/7/2021), dikutip dari ABC News

Lonjakan infeksi dan kematian Covid-19 secara global menyoroti tantangan lebih lanjut dari pandemi.

Di Afrika, kasus baru melampaui puncak gelombang kedua selama tujuh hari yang berakhir pada 4 Juli dan jumlah kematian minggu ini naik 40%, menurut WHO.

Di awal pandemi, hanya ada satu varian virus corona yakni SARS-CoV-2.

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China.
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China. (Christopher Black / Organisasi Kesehatan Dunia / AFP)

Namun setelah virus ini menyebar ke seluruh dunia, muncul mutasi-mutasi baru.

Bahkan beberapa mutasi lebih menular daripada virus aslinya.

Saat ini ada empat varian Covid-19 yang menjadi perhatian WHO yakni Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, telah menyumbang hampir 60% dari semua kasus infeksi Covid-19 di AS.

Bahkan varian ini telah tersebar di lebih dari 100 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment