Laporan Wartawan Tribunnews, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Internet kini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, di situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam surveinya pada tahun 2019 - Q2 2020, mengungkapkan bahwa telah terjadi kenaikan pengguna internet sebesar 73,7 persen atau 196,71 juta dari 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pengguna internet di negeri ini, patut untuk dibanggakan. Hanya saja, tingkat penetrasi internet di luar pulau Jawa, kontribusinya masih kecil.
Berdasar data Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebanyak 12.548 desa belum memiliki akses layanan internet. Dari jumlah itu, 9.113 desa di antaranya berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Baca juga: Hindari Lima Kesalahan YouTuber Pemula Saat Bikin Konten
Hal inilah yang menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kebijakan dan pelaku di industri internet. Ketua Bidang Koordinasi dan Pengembangan Wilayah APJII, Zulfadly Syam mengatakan republik ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara lain, yakni sebagai negara kepulauan.
Baca juga: Tak Perlu Ganti Sim Card, Ini Cara Atur Koneksi 5G Pada Smartphone Samsung
Begitu juga dengan membangun infrastruktur internetnya.
“Intinya begini, kalau kita mau melakukan pemerataan akses internet, kita harus buat dulu masyarakat itu melek internet. Sayangnya memang, keinginan masyarakat untuk melek internet ini kadang tidak berbanding lurus dengan infrastruktur yang ada. Pemerataan penetrasi internet bisa terwujud jika penyebaran infrastruktur dilakukan secara masif,” ujar Zul, Jumat(4/6/2021).
Baca juga: Startup LoginID Raih Pendanaan dari Visa, Begini Tanggapan Partner dan Investor Asli RI
Lebih lanjut, dia mengatakan, pemerataan akses internet secara baik harus dilakukan oleh seluruh komponen industri ini. Salah satu solusinya adalah memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan internet atau Internet Service Provider(ISP) lokal melayani daerah-daerah di wilayahnya yang belum terkoneksi.
“Salah satu solusinya adalah daerah-daerah yang belum tercover internet, terutama yang secara economic scale-nya bagi perusahaan besar tidak bisa masuk, menjadi peluang bagi ISP-ISP lokal untuk melayani daerah tersebut,” jelas Zul.
Menurut calon Ketua Umum APJII periode 2021-2024 ini, nantinya untuk daerah-daerah yang belum terkoneksi internet ini akan dilakukan pemetaan-pemetaan oleh ISP lokal.
Mereka sebagai ISP yang mengetahui geografis wilayahnya justru akan menjadi garda terdepan dalam membuka jaringan internet di wilayah baru.
“ISP lokal bisa menjadi garda terdepan yang melakukan ‘babat alas’. Kalau kita lihat perusahaan besar, ada yang melakukannya sebagai CSR. Tetapi, kalau ISP lokal yang menjalankan, mereka sudah memikirkan sampai tingkat yang lebih baik," ujarnya.
"Jadi, jika ini dilakukan, pemerataan akses internet bisa akan seimbang. Dan tentunya dari sisi bisnis, berharap juga agar susah payahnya ISP lokal membuka wilayah baru tidak dilibas pula oleh ISP besar,” lanjutnya.
Terlebih, saat ini proyek Palapa Ring sudah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Ia pun berharap kepada pemerintah dan pengelola Palapa Ring untuk bisa melakukan kerjasama dengan ISP-ISP lokal agar daerah-daerah yang belum memiliki akses internet dapat menikmati.