Terkait hal ini, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, melihat sejumlah aspek dan harapan masyarakat yang dewasa muncul dalam memaknai reshuffle kabinet. Menurutnya, publik tidak akan mempersoalkan latar belakang calon menteri terpilih dalam membantu Presiden bekerja, karena hasil tidak akan mengingkari proses dan tujuan yang diharapkan. "Situasi saat ini membutuhkan sosok inovatif dan berani. Dan tak kalah penting, memiliki kemampuan terukur sebagai jembatan politik. Saya saya yakin Presiden cermat," kata Azis menanggapi isu reshuffle, Minggu (18/4/2021). Baca juga: Namanya Didorong Jadi Mendikbudristek, Abdul Mu'ti: Wait and See Saja
Menurut mantan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini, Presiden saat ini tidak hanya ingin meramu soal investasi dan mengembalikan kepercayaan publik di tengah kegusaran global akibat hantaman pandemi Covid-19, pembenahan iklim investasi juga diperlukan. Azis menambahkan, dorongan ini sejak awal disampaikannya dalam kampanye terbuka pada Pilpres lalu. Indonesia membutuhkan reformasi struktural dan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja adalah salah satunya jalan terjal yang telah dilalui.
"UU Cipta Kerja memberikan keleluasaan bagi siapa pun untuk mengembangkan kemandirian, mempermudah izin usaha, hingga memberikan kepastian hukum sampai memberikan insentif. Regulasi telah menguatkan, tinggal kerja keras kita merealisasikan tujuan," papar Azis. Baca juga: Jubir Presiden Sebut 270 Juta Rakyat Indonesia Punya Hak Jadi Pembantu Jokowi
Selain itu, Azis melanjutkan, Presiden menginginkan kematangan semua aspek dalam mempersiapkan peta jalan (road map) untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0. Benang merah ini yang diharapkan menjadi tongkat estafet kepemimpinan ke depan. "Ini bukan bicara legacy. Ini soal jalan mematangkan road map yang dimaksud Presiden. Penekanannya adalah upaya mendorong ruang investasi yang lebih besar pasca UU Cipta Kerja disahkan," ujarnya.
Selain itu, politikus Partai Golkar ini berharap, Presiden memprioritaskan beberapa hal penting yang dewasa ini menjadi sorotan. Di antaranya, penguatan SDM sebagai kebutuhan era industri 4.0 dan bonus demografi; menempatkan sosok yang mampu mengadvokasi isu-isu demokrasi, hukum dan pemberdayaan sosial ekonomi; serta menempatkan sosok yang lebih luwes dalam bidang komunikasi politik terhadap rakyat.
"Menyiapkan SDM handal menjadi tantangan di depan mata. Publik sudah bicara soal big data, artificial intelligence, internet of things. Ini mendukung kemandirian individu dalam kerangka negara yang lebih maju. Sulit rasanya, jika kita melepas potensi yang ada tanpa dibarengi dengan SDM unggul. Saya yakin, Presiden cermat dalam melihat peluang dan sosok yang pantas untuk membantunya dalam bekerja," pungkas Azis.
berbagai bonus besar menanti di IONQQ
ReplyDeleteayo di tunggu apa lagi, segera bergabung bersama kami di IONQQ
WA: +855 1537 3217