TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Selatan memasuki kelompok elite produsen jet tempur modern setelah resmi memamerkan proyek jet tempur multi role KF-21 Boramae awal bulan ini.
Proyek ini juga melibatkan Indonesia, yang berkontribusi pada pendanaan serta industri pendukung untuk suku cadang pesawat.
Proyek strategis ini mendapatkan dukungan penuh Presiden Moon Jae-in. Ia memuji teknologi, manfaat ekonomi, kemampuan militer, dan prestise nasional yang diwakili oleh pengembangan pesawat ini.
Aljazeera.com, Rabu (21/4/2020) menulis, proyek super bernilai miliaran dolar ini menantang mengingat industri senjata dikenal karena anggaran yang kerap tidak terkendali.
Sisi lain, perdagangan senjata berkontribusi pada destabilisasi wilayah atau negara yang berada dalam konflik.
Pertanyaan lain juga muncul industri ini bajal berkontribusi pada perlombaan senjata regional yang bisa berefek pada keamanan nasional Korea Selatan.
Korea Selatan memutuskan mengembangkan jet tempur canggihnya sendiri lebih dari 20 tahun yang lalu di bawah mantan Presiden Kim Dae-jung.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini menyebut Kebijakan Sinar Matahari yang bertujuan untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara.
Setelah beberapa studi kelayakan dan perselisihan transfer teknologi dari Amerika Serikat, pengembangan dimulai secara sungguh-sungguh sejak 2016.
Pada peluncuran 9 April, Presiden Moon dengan bangga merinci banyak teknologi yang ditampilkan pada pesawat baru, "Fighting Hawk", saat ini merupakan prototipe.