TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto, meminta pemerintah melalui Dirjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM menuntaskan masalah ketimpangan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia.
Mulyanto menilai, sangat tidak pantas ketika negara ini terjadi kelebihan (surplus) pasokan listrik tetapi masih ada wilayah tertentu yang belum tersentuh layanan listrik.
“Pemerataan listrik ini adalah soal keadilan sosial. Pasalnya menjadi aneh kalau di tengah surplus listrik, yang mencapai lebih dari 30 persen sebagaimana terjadi sekarang ini, namun masih ada daerah-daerah di Indonesia yang gelap gulita,” kata Mulyanto kepada wartawan, Kamis (11/2/2021).
Baca juga: Bersama Ridwan Kamil, Bamsoet Bahas UMKM, Petani Milineal hingga Mobil Listrik
Untuk diketahui, kata Mulyanto, di Jawa-Bali misalnya, tingkat elektrifikasi sudah mendekati angka 100 persen.
Namun di wilayah Indonesia timur, NTT, Kalimantan Barat, dll. tingkat elektrifikasi ini masih jauh di bawah 90 persen.
Berdasarkan laporan Dirjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI disebutkan sedikitnya ada 433 desa yang masih belum teraliri listrik.
Sementara jumlah RT yang sudah teraliri listrik sebesar 74,5 juta rumah tangga atau sebanyak 97 persen dari total RT secara nasional yaitu 77 juta rumah tangga.
Sementara itu data BPS tahun 2020 menyebutkan ada sebanyak 98,9 persen rumah tangga secara nasional menggunakan listrik, baik dari PLN ataupun non-PLN.
Sedangkan di Papua rasio penggunaan listrik di tingkat rumah tangga ini adalah yang terendah, yakni hanya sebesar 73,8 persen.
“Artinya, masih banyak rumah tangga dan saudara-saudara kita di daerah tersebut yang tidak dapat menikmati listrik. Ini ironi. Sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka namun mereka masih belum merdeka dari kegelapan,” ucap Mulyanto.
Baca juga: PLN Dapat Utang Rp 4,34 Triliun untuk Bangun Jaringan Listrik Jatim dan Bali