"Minat terhadap aset berisiko ini mungkin bisa membantu penguatan nilai tukar emerging market terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston di Jakarta, Senin (1/2/2021).
Tapi di sisi lain, kasus Covid-19 yang terus meninggi, terutama di Indonesia, yang dikhawatirkan akan terjadi pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat, bisa mendorong pelemahan rupiah. Sementara mengenai data inflasi Indonesia, ekspektasi para analis menunjukkan kenaikan inflasi di bulan Januari tidak setinggi bulan sebelumnya.
"Ekspektasi sebesar 1,5% y/y vs 1,68% y/y data sebelumnya. Ekspektasi yang lebih rendah ini kemungkinan karena PPKM," bebernya.
Menurut Ariston, pasar sudah mengantisipasi hal ini. Kecuali nilainya jauh lebih rendah dari ekspektasi atau jauh lebih tinggi dari ekspektasi, sehingga tidak berpengaruh ke rupiah. Inflasi yang jauh lebih rendah dari ekspektasi mungkin bisa menekan rupiah karena itu bisa menunjukkan turunnya aktivitas ekonomi Indonesia. ( Baca juga:Trinita Tuhan-Tuhan Tandingan yang Disembah Manusia Sejak Zaman Awal )
"Hari ini IDR (rupiah) ada kemungkinan melemah, mungkin bergerak di kisaran 14.000-14.100," tandasnya.