TRIBUNNEWS.COM - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bisa mengambil peran untuk menyiapkan para pemimpin berkualitas, meskipun saat ini pemimpin yang terpilih hanyalah yang paling populer di masyarakat, bukan yang berkualitas.
Namun, hal itu harus terus diupayakan hingga ditemukan seorang pemimpin yang berkualitas dan populer dimasyarakat. Partai Gelora bisa membuat roadmap (peta jalan) pemimpin berkualitas dan populer.
"Poin paling penting yang harus ada di dalam seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memajukan negara ini. Partai Gelora tidak ada beban apapun, ya mulailah sesuatu yang menerobos, menyiapkan para pemimpin," kata tokoh pers Dahlan Iskan dalam 'Orientasi Kepemimpinan (OKE) API Gelora dengan tema 'Membangun Kepemimpinan Indonesia Maju di Tengah Krisis Global’ yang diselenggarakan oleh Partai Gelora Indonesia, Sabtu (15/8/2020).
Keberadaan Akademi Pemimpin Indonesia (API), bisa menjadi alat bagi Partai Gelora untuk menyiapkan pemimpin berkualitas dan populer, misalkan menjaring 100 orang dari berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai latar dan track record-nya.
"Katakanlah dari 100 itu diseleksi menjadi 15 orang dan track record-nya harus baik. Saya yakin Partai Gelora bisa, karena memilliki kemampuan kerja-kerja tehnokrat dan bisa menyiapkan pemimpin secara terukur dan target-targetnya. Tinggal nanti mempopulerkan calon yang berkualitas itu," katanya.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) itu menyampaikan, kegelisahannya terkait calon pemimpin Indonesia ke depan, apabila sistem pemilu masih seperti sekarang. Bagi Dahlan, masyarakat cenderung melihat kepopulerannya saja.
"Saya belum melihat indikasi bahwa tidak ada jaminan yang terpilih adalah yang berkualitas. Tetap saja yang terpilih adalah yang populer, yang disenangi (masyarakat). Padahal yang disenangi belum tentu berkualitas. Tentu yang belum populer bisa nangis," terang Dahlan Iskan.
Dahlan mengungkapkan, kegelisahan dirinya juga dialami oleh mantan Presiden SBY, bahwa pemimpin setelah dirinya belum tentu berkualitas dan populer.
"Pak SBY juga gelisah siapa pengganti dirinya, mampu saja tidak cukup karena akan tidak sukai masyarakat," ujarnya.
Mantan Direktur PLN ini meyebut, orang-orang di balik partai Gelora merupakan orang-orang yang mampu dan berkualitas. Namun, orang-orang berkualitas ini cenderung sulit populer karena dianggap terlalu serius.