Wednesday, June 24, 2020

Ganjar Buka Suara soal Persiapan Jateng Hadapi New Normal

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara soal kapan Jateng akan memasuki tatanan kehidupan baru selama pandemi Covid-19. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan asal kurva positif menurun.

"Kalau ahli matematika sih omongnya September, tetapi kalau kita disiplin, Juli saja bisa," kata Ganjar dalam siaran bersama Elshinta, Selasa (23/6/2020).

Ganjar mengatakan semuanya masih sangat dinamis, sehingga apa pun bisa terjadi.

"Kalau ada gelombang kedua, itu yang berbahaya. Dan biasanya sama, gelombang bisa sampai tiga, meskipun gelombang kedua dan ketiga lebih kecil," lanjutnya.

Baca: Pilihan 5 Tempat Wisata di Jakarta yang Bisa Dikunjungi saat New Normal

Pemprov Jateng, dikatakan Ganjar, kini lebih fokus melakukan persiapan dan simulasi di sektor pariwisata, perkantoran, pasar, transportasi.

"Kita di transportasi dan pariwisata kita juara satu (Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19). Kita juga ada juara tiga di PTSP dalam hal perizinan investasi," pungkasnya.

Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah menilai masyarakat harus menjadikan penerapan protokol kesehatan sebagai sebuah kebiasaan di era kenormalan baru atau new normal.

Baca: Transisi New Normal di Surabaya, Perwali Jadi Sorotan hingga Pertamina Soal Pasokan BBM & LPG

"Kebiasaan-kebiasaan inilah yang harus kita internalisasikan ke seluruh masyarakat," ucap Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam diskusi webinar Sejajar, Selasa (23/6/2020).

Menurut Yurianto, saat ini terdapat persepsi bahwa protokol kesehatan merupakan alat pemerintah untuk melindungi penularan Covid-19.

Dirinya berharap masyarakat mengubah pandangan tersebut dengan menjadikan protokol kesehatan sebagai kebiasaan untuk menghindari penyebaran virus corona.

"Sehingga ada transisi antara persepsi protokol kesehatan, menjaga cara cuci tangan, menggunakan masker, tidak lagi dianggap sebagai tools alat otoritas pemerintah untuk mengendalikan penyakit, tetapi berubah internalisasi menjadi kebiasaan semua orang yang tidak sakit," tutur Yurianto.

Yurianto juga mengajak masyarakat untuk membiasakan tidak berdesak-desakan selama menjalani kegiatan di masa pandemi ini. 

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment