Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham di Amerika Serikat ditutup menguat usai sesi perdagangan yang fluktuatif pada Kamis pekan ini. Hal ini karena para investor menyambut rollback regulasi untuk bank-bank besar.
Dikutip dari CNBC, Kamis (26/5/2020), Dow Jones Industrial Average ditutup 299,66 poin lebih tinggi atau 1,2 persen di level 25.745,60. S&P 500 mengakhiri hari dengan naik 1,1 persen di 3,083,76. Nasdaq Composite juga naik 1,1 persen menjadi 10.017.
Federal Deposit Insurance Commission mengatakan akan memungkinkan bank untuk lebih mudah melakukan investasi besar ke dalam dana seperti dana modal ventura.
Selain itu, bank tidak perlu menyisihkan uang tunai untuk pedagang derivatif antara afiliasi yang berbeda dari perusahaan yang sama, yang berpotensi membebaskan lebih banyak modal.
"Ketika kita berpikir tentang resesi sebesar yang kita miliki, akan ada beberapa penghapusan kredit oleh bank," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di National Securities.
"Fakta bahwa mereka (investor) akan memiliki lebih banyak modal kerja membuat pasar menarik 'napas lega'," lanjut dia.
Bank of America, JPMorgan Chase, Citigroup dan Wells Fargo naik lebih dari 3 persen. Goldman Sachs juga naik 4,6 persen, sementara Morgan Stanley naik 3,9 persen.
Saham bank-bank besar melonjak ke posisi tertinggi jelang penutupan perdagangan karena investor melihat ke depan ke Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan merilis hasil stress-test untuk bank-bank besar. Hasil-hasil itu ditetapkan untuk rilis setelah penutupan.
Kasus Corona
Pergerakan saham melemah pada perdagangan sebelumnya karena investor terus khawatir atas meningkatnya jumlah kasus virus corona.
Negara bagian Florida melaporkan jumlah tambahan kasus virus corona sebesar 5.004 kasus. Jumlah tersebut turun sedikit dari rekor sebelumnya di negara negara bagian tersebut yang sebesar 5.508.
Di Arizona, kasus melonjak 5,1 persen, melampaui rata-rata tujuh hari di negara bagian tersebut yang sebesar 2,3 persen. Sementara itu, Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan wilayahnya akan menghentikan rencana pembukaan kembali mengingat lonjakan kasus dan rawat inap baru-baru ini.
Sebelumnya, Wall Street mengalami kinerja terburuk harian sejak 11 Juni, di mana Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu pekan ini.
"Saya pikir kita akan melihat gelombang kasus kedua," kata Komal Sri-Kumar, Presiden Strategi Global Sri-Kumar.
"Itu kekhawatiran terbesar saya tentang pasar," ungkap dia.