Sunday, May 17, 2020

Proyek Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Walannae Dibongkar

0 comments
M Reza PahleviProyek Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Walannae Dibongkar
Proyek pembangunan pengendalian banjir Sungai Walannae dibongkar. Foto: Sindones/Reza Pahlevi

WAJO - Proyek pembangunan pengendalian banjir sungai Walannae, milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), satuan kerja (Satker) SNVT pelaksana jaringan sumberdaya air Pompengan Jeneberang Sulawesi Selatan, akhirnya dibongkar.

Pengawas Proyek dari Balai Besar Sungai Wilayah (BBSW) Pompengan-Jeneberang, Kementerian PUPR, Baharuddin menjelaskan, pembongkaran yang dilakukan saat ini dilakukan merujuk banyaknya sorotan dari berbagai kalangan yang menilai, proyek pengendalian banjir sungai Wlannae Kabupaten Wajo tidak akan bertahan lama, sebab sudut kemiringan dan penggunaan batu dinilai kurang layak untuk menahan arus sungai.

Menurutnya, pembongkaran proyek tersebut akan dilakukan sepanjang 38 meter, dengan memperbaiki sudut kemiringan dan menyortir penggunaan batu sebagai material gunung yang digunakan.

"Sepanjang 38 meter kita akan bongkar dan perbaiki kemiringannya. Materialnya-pun kami akan seleksi, agar tidak mudah tergerus arus sungai," jelasnya, Minggu (17/5/20).

Baca Juga: Bangunan Proyek Pengendalian Banjir Sungai Walannae Hanya Gunakan Batu Gunung Kecil

Sejauh ini progres pembangunan proyek pengendalian banjir Sungai Walannae, Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabangparu, Kabupaten Wajo, baru memasuki tahap awal.

Dari pantauan di lapangan, panjang pembangunan proyek yang baru selesai dikerjakan yakni kurang lebih 100 meter.

"Betul progresnya masih 10 persen, ini masih tahap awal, semoga bisa dikerjakan tepat waktu," ujarnya.

Sementara, salah satu konsultan teknik di Wajo, Irawan menjelaskan, proyek pembangunan pengendalian Sungai Walannae memerlukan pengawasan yang intensif.

Hal tersebut bertujuan, untuk mencegah pihak kontraktor bermain dalam penggunaan material batu. Saat ini di lokasi proyek tersebut, banyak material tumpukan batu yang dinilai tidak layak, sebab ukurannya kecil serta dinilai akan mudah terbawa arus sungai.

"Harus menggunakan batu gajah seberat 50 kilogram keatas, sebab jika batu ukuran kecil akan mudah tergerus arus sungai," pintanya

Tidak hanya itu, Irawan, menghimbau kepada pihak BBSW untuk turun langsung memantau dan milihat sampel kelayakan batu yang digunakan dalam proyek tersebut

Selain itu juga, BBSW diharap segera melakukan penambah porsenil dari konsultan pengawasan. Untuk mengawasi material batu yang kelak akan digunakan, sebab tanpa pengawasan, pihak kontraktor akan dengan mudah memainkan material di lapangan.

"BBSW harus turun menguji ukuran dan kekerasan batu sebagai material yang dipakai dalam pembangunan pengendalian banjir Sungai Walannae. Porsenil Konsultan pengawasan juga harus ditambah untuk mengawasi material yang akan dipakai," pungkasnya.

(agn)

preload video

Berita Terkait

KOMENTAR (pilih salah satu di bawah ini)

  • Disqus
  • Facebook

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment