Liputan6.com, Jakarta - Berpuasa merupakan kegiatan religius umat Muslim pada bulan Ramadan. Sementara bagi kaum Yahudi, ditandai dengan perayaan Yom Kippur.
Momen berpuasa juga kerap dikaitkan dengan diet untuk menghilangkan berat badan, seperti yang dikutip dari The Medical News Today pada Jumat (15/5/2020).
Banyak riset menunjukan bahwa ada dampak positif dari tidak makan selama sehari, dan efeknya mengarah pada berkurangnya bobot tubuh.
Memang apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh saat berpuasa? Bagaimana seseorang dapat melakukan puasa yang aman bagi kesehatan tubuh?
Berikut ini ulasannya:
Apa yang Terjadi Ketika Seseorang Berpuasa?
Berpuasa atau tidak, tubuh seseorang akan tetap membutuhkan energi.
Sumber energi yang paling dibutuhkan tubuh adalah kandungan gula yang bernama glukosa. Biasanya berasal dari karbohidrat termasuk buah-buahan, sayur bahkan makanan manis lainnya.
Liver dan otot manusia menyimpan glukosa dan melepaskannya ke dalam aliran darah kapan pun tubuh membutuhkannya.
Namun dalam berpuasa, proses ini berubah. Setelah 8 jam melakukan puasa, liver akan menggunakan simpanan glukosa terakhirnya. Pada tahap ini, tubuh akan memasuki masa gluconeogenesis, di mana tubuh bertransisi ke mode puasa.
Studi menunjukan bahwa gluconeogenesis membuat kalori terbakar lebih banyak. Tanpa karbohidrat, tubuh dapat membuat glukosanya sendiri dari lemak.
Pada akhirnya, tubuh akan kehabisan energi ini dan mode puasa akan berubah menjadi mode kelaparan. Pada saat kelaparan metabolisme tubuh manusia menjadi melambat dan memulai membakar jaringan otot untuk menjadi energi.
Meski trik ini terkenal di program diet, kelaparan yang sesungguhnya akan terjadi setelah beberapa hari atau minggu tanpa makan.
Jadi untuk mereka yang berpuka puasa setelah 24 jam, sangat aman untuk melakukan aktivitas itu selama sehari. Kecuali Anda memiliki masalah kesehatan lainnya.
Apakah Puasa Dapat Menyebabkan Bobot Tubuh Turun?
Studi menunjukan bahwa puasa dapat membantu orang menghilangkan berat badannya, namun ternyata itu tidak untuk semua orang.
Beberapa plan diet yang terkenal adalah berpuasa selama 12-16 jam bahkan 24 jam. Beberapa peraturan diet hanya memperbolehkan orang mengkonsumsi air ketika berpuasa dan dilarang menimum minuman berkalori.
Puasa tidak selalu lebih baik daripada metode penurunan berat badan lainnya, termasuk mengurangi asupan kalori harian dengan jumlah sedikit.
Dalam studi terbaru, orang dengan berat badan obesitas yang melakukan puasa sebentar-sebentar selama 12 bulan kehilangan berat badannya lebih banyak, dibanding orang yang melakukan diet tradisional. Namun hasil riset ini tidak signifikan secara statistik.
Batas-batas puasa tampaknya kurang berkaitan dengan efek fisik, sebab hal itu tergantung bagaimana gaya hidup seseorang.
Contohnya, studi yang sama menunjukan orang-orang yang lebih sering berpuasa cenderung menyerah dari upaya penurunan berat badan dibanding orang-orang yang melakukan diet tradisional.
Diet tradisional biasanya dilakukan melalui menghitung kalori. Para riset menyimpulkan bahwa ada kesulitan bagi seseorang untuk menjaga jadwal puasa.
Kekhawatiran utama adalah keinginan makan setelah puasa. Beberapa ahli soal puasa setuju bahwa mudah untuk menurunkan kesuksesan penurunan berat badan dengan makan berlebihan setelah periode puasa.
Selain menurunkan bobot tubuh, studi menunjukan bahwa berpuasa dapat membuat jantung lebih sehat. Bahkan di beberapa riset puasa yang dilakukan pada hewan, puasa dapat membantu mengobati beberapa jenis kanker dan membuat memori pikiran lebih baik.
Jangan Lupa Minum Air
Minum air yang cukup merupakan hal yang penting bagi kesehatan sehari-hari, meski orang melakukan puasa atau tidak. Banyak dari pakar kesehatan merekomendasi untuk orang meminum setidaknya 2 liter setiap hari.
Orang dapat meminum banyak air selama puasa, kecuali ada aktivitas larangan dari keagamaan orang dapat meminum air untuk mengurangi kelaparan. Ketika berpuasa selama 24 jam, kebanyakan orang mengkonsumsi minuman seperti kopi dan minuman lainnya yang mengandung gula dan kalori.
Risiko Puasa
Meski puasa memiliki keuntungan kesehatan, namun orang dengan diabetes dan mereka yang memiliki riwayat gangguan makan atau eating disorder harus lebih memperhatikan jadwal puasanya. Selain itu, ibu hamil dan menyusui juga harus memperhatikan makanan mereka bila ingin berpuasa.
Orang-orang dapat berpuasa dengan aman dengan banyak minum air, mengunyah makanan pelan-pelan setidaknya 30 kali. Jangan lupa untuk memakan makanan yang matang dan makan dengan porsi yang kecil. Karena porsi besar dapat menganggu sistem pencernaan setelah berpuasa.
Kesimpulannya adalah, tidak makan selama sehari mungkin bisa menjadi jalan untuk orang-orang menghilangkan berat badan.
Puasa tidak membantu penurunan berat badan lebih dari pendekatan konvensional lainnya, dan lebih sulit untuk diikuti untuk jangka waktu panjang.
Bila seseorang ingin melakukan puasa demi alasan kesehatan, mereka harus menyesuaikan cara puasa yang aman bagi diri dan tidak melakukannya secara berlebihan.
Reporter: Yohana Belinda