Friday, November 22, 2019

CPNS, Zona Aman dan Nyaman Sebagian Kaum Milenial

0 comments

Liputan6.com, Jakarta - Pendaftaran CPNS masih dibuka hingga 24 November mendatang. Sebagian warga dengan latar belakang berbeda, berbondong-bondong berebut porsi aparatur sipil negara. Berbagai alasan juga disampaikan mengapa mereka memilih menjadi abdi negara, salah satunya adalah jaminan hidup sampai hari tua.

Adalah Rahmah Herdiyanti, seorang sarjana lulusan keperawatan yang saat ini menjadi mahasiswi keperawatan (dual degree) di Bekasi, yang mendaftarkan diri dalam seleksi CPNS tahun ini. Harapan agar hidup dijamin negara terbentang di jalur pegawai negeri sipil.

"Segala sesuatunya dibayarin pemerintah dari awal sampai setelah pensiun pun ada banyak tunjangan," kata Rahmah melalui telepon, Kamis (21/11/2019).

Rahmah menambahkan, berbagai tunjangan yang diterima PNS dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup. Ia berpendapat kehidupan ini tidak bisa diprediksi, jika menjadi PNS biaya hidup setidaknya akan aman.

Selain itu, pekerjaan PNS adalah pekerjaan yang pasti jam kerjanya dari pagi sampai sore dan mendapat libur di akhir pekan.

"Jadi ada waktu untuk keluarga, untuk teman, untuk main jadi kita enggak usah repot-repot untuk mengatur jadwal kalau mau rekreasi. Kan hidup ini perlu rekreasi," kata Rahmah.

Selain itu, masih menurut Rahmah, dengan menjadi PNS maka ada kemungkinan pembelian properti dan peminjaman uang ke bank juga akan dimudahkan.

"Semoga yang terpilih PNS tahun ini yang terbaik dan yang berkualitas jadi bisa membantu icon-icon pemerintahan yang lebih baik," ujar Rahmah.

Lain hal dengan Ani Parida, seorang pegawai bank di Bandung, yang tengah berupaya mengikuti tes CPNS. Menurutnya, dengan menjadi PNS maka dia akan memiliki lebih banyak waktu luang.  

"Karena saya sebagai seorang yang sudah menikah, saya merasa pekerjaan saya saat ini terlalu menyita waktu saya karena harus banyak dinas ke luar kota," kata Ani melalui pesan singkat.

2 dari 3 halaman

Perjuangan Melengkapi Dokumen

Adapun bagi Rahmah, tidaklah mudah untuk melengkapi berkas dan dokumen yang menjadi syarat sah pendaftaran CPNS.

"Kalau dalam pemberkasan itu sulitnya karena berbenturan dengan jadwal kerja yang tak sejalan dengan pengumpulan data yang ditetapkan," kata Rahmah.

Meski demikian, Rahmah berpendapat, perekrutan pendaftaran CPNS kali ini dimudahkan dengan sistem online yang berbasis scan. Para pelamar cukup scan persyaratan yang sesuai, lalu mengirimkannya di situs web SSCASN. Data yang dibutuhkan akan langsung ter-upload dan terkirim ke pusat.

"Tapi tetap saja untuk pemberkasan yang dibutuhkan perlu waktu luang yang banyak di tengah kesibukan. Seperti mengurus SKCK, pemberkasan ke sana ke mari, terkadang harus mengambil izin bekerja untuk memenuhi persyaratan tersebut," ujar Rahmah.

Tak hanya itu, lanjut Rahmah, surat lamaran yang ditujukan pada menteri agama yang ditulis tangan dengan tinta hitam, bermaterai 6000 dan surat pernyataan bebas narkoba pun membutuhkan waktu. Ditambah lagi, tak semua sistem dan persyaratan ini dimengerti dan dipahami oleh khalayak banyak.

"Mungkin orang-orang kebanyakan sudah paham akan teknologi tanpa diragukan lagi, tapi sebagian pula ada yang belum terpapar untuk proses ini," katanya.

Hal lain yang menyulitkan menurut Rahmah adalah SKCK dengan peruntukan berbeda. SKCK kerja dan SKCK PNS. Menurut kesaksiannya ada pelamar yang salah membuat karena mereka tidak tau SKCK PNS itu berbeda dengan SKCK kerja biasa.

"Padahal sudah menunggu dari pagi hingga petang. Akhirnya mereka datang kembali lagi esok hari untuk membuat SKCK ulang dan menunggu dari pagi hingga petang lagi," katanya.

3 dari 3 halaman

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment