:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/trump-maduro-perang-narkoba-as-venezuela.jpg)
Ringkasan Berita:
- Presiden AS Donald Trump memerintahkan blokade total kapal tanker minyak Venezuela yang dikenai sanksi, menuduh rezim Maduro terlibat terorisme dan pencurian aset.
- Venezuela menolak blokade sebagai pelanggaran hukum internasional dan berencana bawa kasus ke PBB.
- Venezuela sangat bergantung pada ekspor minyak, sebagian besar dijual ke China, dengan sanksi AS mempersempit pasar globalnya.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan blokade “total dan menyeluruh” terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenai sanksi AS.
Blokade ini berlaku untuk kapal yang masuk maupun keluar dari Venezuela, lapor BBC dan Al Jazeera
Trump menyatakan rezim Venezuela telah ditetapkan sebagai “organisasi teroris asing.”
Ia menuduh pemerintah Nicolás Maduro mencuri aset AS serta terlibat terorisme, penyelundupan narkoba, dan perdagangan manusia.
“Oleh karena itu, hari ini, saya memerintahkan BLOKADE TOTAL DAN LENGKAP terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenai sanksi,” tulis Trump di akun Truth Social-nya.
Pemerintah Venezuela menolak tindakan ini.
Caracas menuduh Trump melanggar hukum internasional serta prinsip navigasi bebas.
Venezuela menegaskan blokade ini bertujuan mencuri kekayaan nasional Venezuela dan berencana membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB, lapor Reuters.
Blokade diumumkan seminggu setelah militer AS menyita kapal tanker minyak Skipper di lepas pantai Venezuela.
Operasi militer AS telah menewaskan sedikitnya 95 orang dalam serangkaian serangan terhadap kapal di Laut Karibia dan Samudra Pasifik timur, yang disebut para ahli sebagai aksi di luar proses hukum.
Sejumlah anggota Kongres AS mengkritik kebijakan ini.
Baca juga: AS Sita Tanker Raksasa di Lepas Pantai Venezuela, Harga Minyak Dunia Naik 1,3 Persen
Joaquin Castro menyebut blokade Trump sebagai “tindakan perang” yang tidak disahkan Kongres, sementara pemerintah AS menekankan kampanye ini bertujuan menghentikan penyelundupan narkoba.
Venezuela, negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, sangat bergantung pada ekspor minyak.
Sanksi AS sebelumnya membatasi akses PDVSA ke pasar global, memaksa pemerintah Maduro menjual minyak ke China dengan diskon besar.