loading...
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Foto/tass
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan hal itu pada Sabtu (4/2/2023). Dia menambahkan, AS tampaknya tidak ingin konflik Ukraina berakhir.
Dalam wawancara dengan jurnalis Rusia Nadana Fridrikhson, Medvedev membantah serangan Ukraina ke semenanjung Crimea akan memaksa Moskow untuk duduk di meja perundingan.
“Hasilnya justru sebaliknya. Tidak akan ada pembicaraan dalam kasus seperti itu. Hanya akan ada serangan balasan,” tegas dia memperingatkan.
Baca juga: Mendagri Marah Besar: Setiap Dubes AS Tiba di Turki Bergegas Cari Kemungkinan Kudeta!
Medvedev bersikeras jika Washington menginginkan perdamaian di Ukraina, AS dapat dengan mudah mendesak Kiev untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Moskow, tetapi pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan "garis keras" di Kongres "sama sekali tidak tertarik."
Rusia dapat "membalas dengan cara apa pun yang memungkinkan" jika pasukan Ukraina menyerang sasaran di Crimea atau jauh di dalam wilayah Rusia, mantan presiden itu memperingatkan.
“Kami tidak menetapkan batasan apa pun tergantung pada sifat ancaman, dan siap menggunakan semua jenis senjata,” tegas dia.
Dia menambahkan, Rusia hanya akan dipandu oleh doktrinnya sendiri, termasuk protokol nuklir.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tanggapan akan cepat, keras, dan meyakinkan," papar dia.