China dilaporkan telah melakukan uji coba rudal hipersonik. Foto/Ilustrasi
Austin membuat pernyataan itu di Seoul setelah pembicaraan keamanan tahunan dengan mitranya dari Korea Selatan (Korsel) yang berfokus pada tantangan dari China dan Korea Utara (Korut) serta masalah lain yang dihadapi sekutu AS.
“Kami memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar RRC. Sekali lagi, pengejaran kemampuan itu meningkatkan ketegangan di kawasan itu (Asia),” kata Austin merujuk pada uji coba senjata hipersonik terbaru China pada bulan Juli dan menggunakan singkatan untuk Republik Rakyat China, nama resmi negara itu.
Baca juga: Rusia dan China Dituduh Serang Satelit AS Setiap Hari dengan Cara Ini
"Itu hanya menggarisbawahi mengapa kami menganggap RRC sebagai tantangan kecepatan kami," ujar Austin.
“Kami akan terus mempertahankan kemampuan untuk bertahan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari RRC terhadap diri kami sendiri dan sekutu kami,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Jumat (3/12/2021).
Kekuatan militer China yang tumbuh dan upayanya untuk mengakhiri dominasi Amerika di Asia telah memicu kegelisahan di Washington. Upaya China untuk mempercepat kemampuan militernya semakin disorot setelah uji coba senjata hipersonik pada bulan Juli lalu yang mampu mengorbit sebagian Bumi sebelum memasuki kembali atmosfer dan meluncur di jalur yang dapat bermanuver ke targetnya.
Para ahli mengatakan sistem senjata itu jelas dirancang dengan tujuan menghindari pertahanan rudal AS, meskipun China bersikeras sedang menguji kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali, bukan rudal.
Baca juga: AS Akui Berlomba dengan China Bangun Senjata Hipersonik Paling Mematikan
(ian)