TRIBUNNEWS.COM - Xavi Hernandez pulang ke Barcelona dengan misi yang tak gampang, yaitu membenahi kecacatan yang ditinggalkan oleh Ronald Koeman.
Bagaimana tidak, Blaugrana saat ini tercecer di peringkat sembilan La Liga Spanyol dengan hanya mengumpulkan 17 poin dari 12 pertandingan.
Di ajang Liga Champions lebih parah, mereka menerima dua kekalahan mencolok 3-0 atas Bayern Munchen dan tim yang tak diperhitungkan SL Benfica.
Baca juga: Steven Gerrard & Xavi Hernandez, Bukti Pelatih Cemerlang Berasal dari Gelandang Gemilang, Kok Bisa?
Baca juga: Pemain Muda Barcelona Ini Main Api dengan Aturan Ketat ala Xavi Hernandez
Kemenangan hanya mampu mereka raih sebanya dua kali, itupun dengan skor tipis 1-0. Ketika tim besar lain sudah memastikan satu tiket ke babak 16 besar, peluang Blaugrana untuk dapat lolos masih menjadi tanda tanya.
Untungnya, penerus tongkat kepelatihan Koeman bukanlah pelatih sembarangan. Xavi tak hanya hebat dalam mengolah si kulit bundar, ia juga jenius dalam meracik strategi, itu terbukti kala dirinya masih melatih Al Sadd.
Pada musim pertamanya bersama Al Sadd (2019/2020) pelatih asal Spanyol itu sukses mempersembahkan 3 trofi, diantaranya Qatar Crown Prince Cup, Sheikh Jassim Cup, dan Qatari Stars Cup.
Di musim selanjutnya, Xavi berhasil membawa Al Sadd menjuarai Liga Qatar 2020/2021 dengan catatan luar biasa.
Al Sadd sukses menjadi juara dengan koleksi 60 poin dari 22 pertandingan. Memenangkan 19 pertandingan, 3 hasil imbang, dan 0 kekalahan.
Untuk itu, ada beberapa detail penting yang bisa Xavi tularkan kepada Barcelona atas kejeniusannya selama melatih Al Sadd agar mengeluarkan Blaugrana dari zona medioker.
Mengembalikan tiki taka