Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia berpotensi mengalami krisis akibat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dinilai dalam posisi kritis.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengatakan, setidaknya terdapat 4 hal yang membuat kondisi APBN menjadi semakin kritis.
Pertama, terjadinya defisit primer yang semakin melebar.
Defisit primer adalah selisih atau postur dasar antara penerimaan dan pengeluaran negara, tanpa utang.
Didik mengatakan, akan terlihat semakin tidak sehat apabila defisit semakin lebar dan tidak terkendali.
Kedua, yang membuat APBN mengalami kondisi kritis adalah membengkaknya utang.
Didik melihat, rasio utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo jauh mengalami peningkatan yang cukup signifikan, jika dibandingkan dengan presiden-presiden di era sebelumnya.
Baca juga: Semester I 2021, Defisit APBN Capai Rp 283,2 Triliun
“Rasio utang dari jaman Gus Dur, Megawati, kemudian SBY itu diturunkan supaya sehat. Tapi mulai 2014 tidak sehat. Rezim pencipta utang namanya,” ujar Didik dalam diskusi secara virtual, Minggu (1/8/2021).
“APBN ini akan menjadi pintu krisis kalau tidak hati-hati (mengelolanya),” sambungnya.