Friday, July 30, 2021

TKDN 81,37 Persen, BPPT Dorong Hilirisasi Alat Radiografi Digital Berbasis AI

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Indonesia masih menunjukkan ketergantungan pada alat kesehatan (alkes) impor, Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) kini mencoba untuk mendorong hilirisasi alat radiografi digital yang disebut 'Direct Digital Radiography (DDR) Madeena'.

Inovasi berbasis kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) ini diharapkan bisa menjadi salah satu produk alkes yang mendukung substitusi impor.

Tidak hanya itu, DDR Madeena juga diharapkan menjadi salah satu produk inovasi yang mendorong kemandirian Indonesia dalam menangani Covid-19.

Baca juga: BPPT Ajak Industri Kembangkan Generator Oksigen dan Oksigen Konsentrator

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan bahwa untuk menuju hilirisasi, ada tantangan yang harus dihadapi dalam mendorong produk inovasi ini agar bisa sampai pada tahap komersialisasi.

"Upaya mengantarkan produk teknologi DDR ke pasar bukan tanpa tantangan, justru salah satu tantangan utama dalam sebuah proses inovasi adalah pada tahapan difusi dan komersialisasi," ujar Hammam, dalam webinar bertajuk 'Kemandirian Alat Kesehatan Melalui Produk Inovasi Direct Digital Radiography (DDR)', Kamis (29/7/2021).

Hammam kemudian menekankan bahwa DDR memiliki potensi untuk menjadi produk inovasi yang 'mendobrak batas' bahwa karya anak bangsa juga bisa merambah ke pasar internasional.

"Kita ingin menjadikan DDR ini sebagai success story dari karya ide seorang inovator dalam negeri yang mampu menghentakkan bukan hanya pasar domestik, tapi juga pasar global, ini jadi momentum kita mengangkat inovasi Indonesia," kata Hammam.

Baca juga: BPPT Salurkan Produk Inovasinya untuk Penanganan Covid-19, Ventilator hingga Tes Reagen PCR

Pada kesempatan yang sama, Founder sekaligus Inovator PT Madeena Karya Indonesia, Gede Bayu Suparta menyampaikan bahwa inovasi ini sengaja dihadirkan untuk menjadi pilihan bahwa teknologi untuk alkes 'tidak harus mahal'.

"Indonesia belum memiliki alat radiografi digital yang cukup banyak untuk melihat paru-paru, yang ada saat ini adalah PCR (Polymerase Chain Reaction) test yang harganya jauh lebih mahal dibanding alat radiografi digital itu sendiri," kata Bayu.

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment