Baca juga: Tokoh Pendiri NU Hilang dalam Kamus Sejarah Indonesia, Ini Klarifikasi Kemendikbud
Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syech Hasyim Asy'ari . Namun, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Hal yang sama terjadi pada Jilid II, tidak ada ulasan tentang Presiden ke-4 KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Padahal sejumlah tokoh lain yang kontroversial justru ada dalam KSI.
Fakta itu memantik kekecewaan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anik Maslachah. Menurut Anik, ini adalah bentuk diskriminasi dan pelecehan pada kaum santri dan NU, karena secara tidak langsung menghilangkan rekam jejak santri dalam perjuangan kemerdekaan.
Baca juga: Pasuruan Gempar, Remaja 19 Tahun Tewas Dipukul Bom Ikan Orang Tak Dikenal
"Ini sama dengan pelecehan terhadap NU , kiai dan kaum santri. Kami minta Mendibud Nadiem Makarim minta maaf secara terbuka dan menarik kamus yang sudah diterbitkan, untuk direvisi dan disempurnakan," tegas Anik Maslachah, Senin (19/4/2021) malam.
Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur ini mengingatkan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya . Tidak akan ada resolusi jihad yang menjadi embrio perlawanan pada penjajah tanpa KH. Hasyim Asy'ari yang menggerakkan santrinya kala itu.
Ia melanjutkan, pun juga tidak akan ada peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya, tanpa adanya resolusi jihad yang sudah mendapat dilegitimasi dari negara dengan ditetapkannya menjadi hari besar nasional.
Baca juga: Gunungkidul Gempar, Usai Takziah Warga Satu Dusun Positif COVID-19
Begitupun hampir semua orang sedunia tahu bagaimana perjuangan Gus Dur , yang tidak hanya bapak bangsa tapi menjadi pejuang humanisme dan pluralisme sedunia yang tentu membawa harum nama Bangsa Indonesia.
"Kalau kemudian dalam Kamus Sejarah Indonesia 1 dan 2 terbitan Kemendikbud tidak dimuat fakta-fakta sejarah berikut tokoh pelaku sejarahnya. Ini sama halnya melukai kaum santri yang sudah berjuang dalam kemerdekaan. Itu sama halnya tidak menghargai jasa para pahlawan," ujar Anik.
Baca juga: Gempar Ibu Muda Cantik Melahirkan di Pembalut, Penolongnya Wanita Hamil Tua
Penasehat Fraksi PKB DPRD Jatim ini menyesalkan kemendikbud yang harusnya memberikan pendidikan yang benar, justru malah sebaliknya. Anik juga minta ada proses investigasi di internal Kemendikbud. Apakah ini terjadi karena kesengajaan atau kealpaan.
"Kasus seperti ini sering terjadi, kami berharap ada investigasi di internal . Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Kami berharap kejadian ini menjadi yang terakhir," pungkasnya.