Monday, March 1, 2021

Sebut Netizen RI Paling Tidak Sopan, Microsoft Tutup Kolom Komentar, Ini Kata Pengamat Medsos

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini, netizen Indonesia ramai menyerbu kolom komentar akun Instagram Microsoft karena perusahaan Bill Gates itu dinilai menghina jati diri bangsa.

Netizen Indonesia protes atas hasil survei yang menyebut netizen Indonesia paling tidak sopan.

Menurut pengamat media sosial Enda Nasution, justru ini adalah peringatan dari Microsoft supaya netizen Indonesia lebih bijak dalam berkomentar.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Microsoft Menyebut Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Enda Nasution menyebut, wajar bila Microsoft memberi warning karena netizen Indonesia kerap menunjukkan sikap seenaknya di dunia maya.

"Wajar bila Microsoft merilis hasil survei itu. Tak bisa dipungkiri tanpa kita hadir langsung, baik tidak menggunakan nama akun asli, membuat banyak orang jadi sok berani dan berbuat seenaknya. Tapi di sisi lain kita butuh itu untuk memperlihatkan netizen Indonesia itu aktif dan antusias kalau dibahas seperti ini," ujar pengamat media sosial Enda Nasution, Senin (1/3/2021).

Baca juga: Hasil Kerja Sama Microsoft, Nintendo Rilis Fitur Baru Interaktif untuk Saingi PS dan XBox

Enda lebih mengambil sikap positif atas hasil riset Microsoft itu. Dia menilai dirilisnya survei Digital Civility Index (DCI) dari Microsoft untuk mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya merupakan suatu bentuk rapor atas perilaku netizen.

"Artinya ini ada sebuah ukuran yang jelas, jadi kita tahu kita posisinya ada di mana. Setelah ada survei Microsoft, akan jelas arah kita mau ke mana dan apa yang dilakukan setelah melihat hasil survei ini. Saya haral mudah-mudahan ke depan ada pergerakan yang positif untuk memperbaiki perilaku dari para netizen," terang Enda.

Lebih jauh Enda berpendapat, bola metodologi survei DCI Microsoft ini merupakan ukuran yang bagus karena turut memasukkan faktor seperti hoax, penipuan, dan ujaran kebencian dalam penelitiannya.

"Sebenarnya ini bagus lho indeks ukurannya. Karena survei Microsoft bersama digital civility index ini mereka coba up lagi soal kesopanan itu apa, lalu ada hoaks, berita bohong termasuk di dalamnya. Kemudian soal diskriminasi, ras itu juga jadi salah satu poin. Jadi masuk akal sekali kalau dilihat indeks yang diukur dalam surveinya," papar Enda.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment