TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menceritakan kisah di balik keputusan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninggalkan dunia militer dan terjun ke dunia politik.
Proses lobi kepada AHY untuk terjun ke dunia politik sudah dilakukan kader Partai Demokrat sejak awal tahun 2016.
Andi mengatakan, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebenarnya tidak pernah terpikir untuk menjajaki dunia politik.
"Waktu itu sebenarnya tidak terpikirkan oleh Mas AHY. Beliau lagi tugas di Darwin, Australia,"ujar Andi saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin (15/3/2021).
Faktanya kejutan terjadi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Tanggal 22 September 2016, Partai Demokrat mengajukan nama AHY sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni.
Pasangan Agus-Sylvi diusung oleh Koalisi Cikeas yang terdiri dari Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Andi mengungkapkan, nama AHY bisa masuk dalam bursa Cagub DKI Jakarta dikarenakan koalisi Partai Demokrat kesulitan mencari figur kuat untuk melawan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Koalisi partai sedang mencari figur untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta bersaing dengan Pak Ahok dan Pak Anies," kata Andi.
"Setelah mencari-cari tidak ketemu-ketemu yang kira-kira bisa bersaing dengan dua figur yang kuat ini. Maka mereka mengusulkan, kenapa tidak putranya Pak SBY saja? AHY saja," sambung Andi.