Para mantan pejabat ini, beberapa bertugas di eselon tertinggi pemerintahan Bush, mengatakan mereka berharap kekalahan Trump akan membuat para pemimpin partai meninggalkan mantan presiden AS itu dan mengecam klaim tidak berdasarnya bahwa pemilihan presiden pada November lalu dicuri darinya.
Tetapi dengan sebagian besar anggota parlemen Republik tetap mendukung Trump, para pejabat ini mengatakan mereka tidak lagi mengakui partai yang mereka layani.
“Partai Republik yang saya tahu sudah tidak ada lagi. Saya akan menyebutnya pemuja Trump," kata Jimmy Gurule, yang merupakan Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan di pemerintahan Bush seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/2/2021).
Kristopher Purcell, yang bekerja di kantor komunikasi Gedung Putih selama enam tahun pada era Bush, mengatakan sekitar 60 hingga 70 mantan pejabat Bush telah memutuskan untuk meninggalkan partai atau memutuskan hubungan dengannya. Hal itu didapatkan dari percakapan yang ia lakukan.
“Jumlahnya bertambah setiap hari,” ungkap Purcell.
Purcell mengatakan banyak yang merasa mereka tidak punya pilihan. Dia merujuk pada Marjorie Taylor Greene, seorang anggota kongres Partai Republik baru dari Georgia yang mempromosikan teori konspirasi QAnon, yang secara keliru mengklaim bahwa politisi papan atas Demokrat termasuk dalam komplotan rahasia yang mengatur para pedofil pemuja Setan. Perwakilan lain yang baru terpilih, Lauren Boebert dari Colorado, juga memberikan pernyataan yang mendukung tentang QAnon.