“Saat ini kita berada tengah riuhnya informasi. Semua orang bisa menjadi sumber informasi yang terkadang tidak bisa dipertanggungjawabkan akurasi dan kredibilitasnya. Pers yang kuat akan menjadi jangkar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang kredibel dan akurat,” ujar Ketua Fraksi PKB DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, Selasa (9/2/2021).
Dia menjelaskan keberadaan pers sangat penting dalam upaya memberikan informasi akurat, utamanya di tengah pandemic Covid-19 seperti saat ini. Selama satu tahun terakhir Pandemi Covid-19, masih banyak hoaks yang menghambat percepatan penanganan dampak wabah Corona. Mulai dari informasi jika Covid-19 adalah hasil konspirasi hingga gerakan penolakan vaksin. “Berbagai hoaks ini juga muncul terkait dengan fenomena banyaknya bencana alam yang akhir-akhir ini melanda beberapa wilayah di Indonesia hingga pembelokan SKB 3 Menteri terkait penggunaan atribut dan seragam di sekolah negeri yang dibelokkan sebagai pelarangan penggunaan jilbab di di sekolah,” katanya. (Baca Juga : Tanam Pohon Bersama Presiden, PWI Daerah Bawa Pohon Masing-masing ke HPN 2020)
Cucun mengatakan keberadaan pers yang kuat juga sangat penting bagi DPR untuk Bersama-sama mengawasi berbagai program kerja pemerintah. Menurutnya keberadan pers dan DPR ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, di mana para wakil rakyat membutuhkan media kredibel untuk menyuarakan berbagai tuntutan publik. “Tentu kita sebagai wakil rakyat sangat membutuhkan teman-teman pers sebagai mitra kami dalam menyuarakan berabagai kepentingan masyarakat dan bersama-sama mengontrol kinerja pemerintah agar tetap selalu on the track dengan aspirasi publik,” katanya. (Baca Juga : Peringati HPN Secara Virtual, PWI Jabar Bantu Warga-Wartawan Terdampak Pandemi COVID-19)
Kendati demikian, lanjut Cucun, upaya menghadirkan pers yang kuat dan kredibel bukan hal mudah. Saat ini menurutnya dunia pers mengadapi tantangan besar terutama transisi menuju digitalisasi media serta tekanan ekonomi akibat pandemic. Menurutnya banyak perusahaan media yang saat ini memilih untuk menghentikan penerbitan mereka. “Dalam beberapa tahun terakhir banyak usaha penerbitan yang tutup. Terakhir Koran The Jakarta Post dan Koran Suara Pembaruan juga memutuskan berhenti terbit. Tentu ini menjadi indikator jika memang dibutuhkan dukungan dari banyak kalangan agar sebagai badan usaha, perusahaan media agar tetap eksis di tengah turunnya pendapatan dari iklan,” katanya.
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini berharap agar pemerintah bisa memberikan berbagai kemudahan berusaha agar perusahaan media tetap eksis di tengah besarnya tekanan ekonomi. Selain itu pemerintah juga harus benar-benar konsisten dalam menjaga kebebasan pers sebagai pilar keempat demokrasi. “Kekerasan kepada jurnalis masih sering terjadi di berbagai daerah. Kita berharap Hari Pres Nasional (9/2/2021) ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk tetap berkomitmen menciptakan pres yang kuat, sehat, dan kredibel,” pungkasnya.