Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detik-detik saat pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ-182 terjatuh ternyata sempat dilihat oleh tiga orang nelayan pencari ikan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/11/2021) lalu.
Kesaksian ketiga nelayan tersebut disampaikan kepada Polres Kepulauan Seribu sesaat usai kejadian naas tersebut.
Namun memang, ketiga nelayan tidak melihat langsung bentuk pesawat tersebut saat pross jatuhnya.
"Kemarin itu ada tiga nelayan memberikan informasi awal pada saat jatuhnya pesawat ini karena mereka tidak melihat langsung pesawat jatuh itu tidak," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu di Kapal KN SAR Wisnu, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Menangis Histeris, Kehilangan Istri dan 3 Anak di Insiden Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Dijelaskan Eko, ketiga nelayan itu bercerita kondisi perairan saat itu tengah dilanda hujan lebat sekitar pukul 15.00-15.30 WIB pada Sabtu (9/1/2021).
Seketika aktivitasnya terhenti karena mendengar suara dentuman keras.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012
Ketiga nelayan mendengar jelas dentuman itu karena jaraknya hanya sekitar 100 meter dari lokasi pesawat tersebut jatuh. Yang semakin meyakinkan, adanya air naik beserta serpihan logam ke atas setinggi 15 meter.
Baca juga: Nggak Banyak, Ini Beberapa Kecelakaan yang Libatkan Boeing 737-500 Seperti Sriwijaya Air SJ-182
"Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali terus air naik ke atas sampai 15 meter. Situasi pada saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi."
" Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," ungkapnya.
Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga itu merupakan pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak yang terjatuh. Menurut Eko, ketiga nelayan itu khawatir adanya tsunami.
"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada kapal (pesawat) jatuh."
"Mereka melaporkan kapospol, kemudian lapor ke kapolsek akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan keatas," jelasnya.
Usai kejadian, ia menuturkan tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian. Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," pungkasnya.