CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan, kenaikan harga ini terjadi karena tingginya permintaan terhadap XLM yang menjadi alternatif pembayaran aset kripto lain.
“Kenaikan harga Stellar terjadi karena meningkatnya permintaan. Stellar menjadi pilihan bagi pegiat aset kripto yang mengalami kendala karena biaya transfer Ethereum yang lebih mahal. Jadi, orang lebih memilih Stellar karena biaya transfer yang lebih murah,” ungkap Oscar Darmawan di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Baca Juga: IHSG Bakal Terbang Lagi, Ayo Gocekan Saham-saham Ini
Dia menyebutkan, faktor lain yang membuat harga Stellar melonjak adalah karena Amerika Serikat memperbolehkan bank melakukan pengelolaan cryptocurrency. Kebijakan itu dikeluarkan The Office Comptroller Currency (OCC) pada tahun lalu.
Belum lagi faktor pendorong lainnya misalnya kekhawatiran investor akan volatilitas ekonomi berkelanjutan akibat dampak langsung COVID-19. Sehingga banyak investor di dunia akhirnya memilih aset kripto sebagai instrumen investasi mereka karena terbukti sebagai aset safe haven dan lebih likuid. “Faktor-faktor tersebut juga mendongkrak harga aset kripto, tidak terkecuali Stellar,” sebutnya.
Stellar merupakan aset kripto yang didirikan oleh Jad McCaleb yang juga mendirikan aset kripto Ripple (XRP). XLM juga merupakan pencabangan dari Ripple memiliki utilitas menghubungkan sistem pembayaran seperti dari bank dan lembaga keuangan lainnya di seluruh dunia.
Akhir tahun lalu, XRP mengalami penurunan harga cukup drastis karena diserang sentimen negatif. Momen ini juga menguntungkan aset kripto XLM. Orang-orang yang memegang XRP mengalihkan uangnya ke XLM. Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan XLM juga terjadi karena inovasi yang dilakukan oleh Stellar Development Foundation, perusahaan XLM. Dia menjelaskan bahwa inovasi kripto terus berkembang.