Monday, January 25, 2021

Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar Belum Berakhir, Muncul Air Bercampur Lumpur dari Longsoran

0 comments

Laporan Wartawan Serambi, Yarmen Dinamika

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, hingga kini masih terjadi. Kedalaman tanah yang longsor (amblas) bahkan sudah hampir 5 meter.

Selain itu, muncul pula fenomena baru di lokasi, yakni ke luar air dan lumpur dari bagian paling bawah blok longsoran itu, hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi sejak 10 hingga 23 Januari lalu.

Munculnya air dan lumpur itu terdeteksi Minggu (24/1/2021) siang saat Dr Nazli Ismail bersama puluhan mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (MIK USK) berkunjung ke Gampong Lamkleng.

"Saya baru pulang dari lokasi membawa mahasiswa MIK untuk belajar dan kasih sumbangan. Sempat turun juga ke bawah. Selain longsorannya semakin dalam, juga terbentuk rekahan baru di bawah. Keluar air dan lumpur di bagian paling bawah," kata Nazli menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Senin (25/1/2021) pagi.

Puluhan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala menyerahkan bantuan dan melakukan observasi di lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu (25/1/2021) siang. Sesampainya di lokasi, mereka dijamu dengan makan bubur oleh ibu-ibu pengungsi.
Puluhan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala menyerahkan bantuan dan melakukan observasi di lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu (25/1/2021) siang. Sesampainya di lokasi, mereka dijamu dengan makan bubur oleh ibu-ibu pengungsi. (For Serambinews.com)

Menurut Ketua Prodi MIK USK itu, air campur lumpur yang ke luar tersebut menunjukkan bahwa akumulasi air yang sudah jenuh di dalam tanah pada blok longsoran.

Selain itu, kata Nazli, semua pohon dan rumpun bambu yang sebelumnya hanya miring saja kini sudah bertumbangan.

"Beberapa pohon yang berada di kaki lereng juga tumbang, karena tanah berlumpur tidak mampu lagi menyangga akar dan batangnya," kata Dosen Prodi Fisika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USK ini.

Lereng tebing yang mengarah ke sungai relatif masih utuh, mungkin karena tersangga oleh vegetasi.

"Tapi bagian atasnya amblas, membentuk alur dan terisi air hujan," ujar Nazli Ismail.

Baca juga: Penyebab Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Masih Misteri, Ini Dugaan Ahli dari Universitas Syiah Kuala

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment