Hal itu disampaikan Deputi Site Manager PT VDNI Mr Yinn usai melakukan pertemuan dengan pihak Pemda dan aparat keamanan, Selasa (15/12/2020).
“Besar kemungkinan kerugian sekitar Rp200 miliar. Kerusakan diantaranya ada eksavator, loader, dump truk 10 roda dan 12 roda serta beberapa mesin di pabrik smelter,” kata dia.
(Baca: Buruh PT VDNI Melawan, Sejumlah Dump Truk Perusahaan dan 20 Motor Hangus Dibakar)
Yinn juga menyebutkan, saat ini aktivitas di perusahaan VDNI diliburkan sementara waktu hingga pembenahan sejumlah fasilitas dapat selesai.
Sebelumnya ratusan buruh di kawasan industri pertambangan nikel milik PMA China ini berdemonstrasi menuntut kenaikan gaji dan penetapan karyawan tetap di perusahaan.
Aksi demonstrasi tersebut berujung bentrok dan aksi pembakaran puluhan kendaraan dan alat berat milik perusahaan .
(Baca: Petugas Pengamanan Brutal Lempari Aksi Buruh dengan Batu, Dibalas Pembakaran Alat berat)
PT VDNI merupakan salah satu pemegang izin usaha pertambangan nikel. Perusahaan ini berinvestasi USD1,4 miliar atau sekitar Rp19,6 triliun. Investasi diwujudkan dalam bentuk pabrik dengan 15 tungku berteknologi RKEF.
Perusahaan PMA China ini merupakan anak perusahaan De Long Nickel Co Ltd yang berasal dari Jiangsu, China.