Friday, October 30, 2020

Dikit Lagi Resesi, Sri Mulyani Siapkan Strategi Ini

0 comments
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mempersiapkan dengan matang pemulihan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat. Hal ini dikarenakan kuatal ketiga pertumbuhan ekonomi diproyeksi terkontraksi 2,9%. Dengan demikian, Indonesia akan resmi resesi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan akan menyusun strategi dalam mengejar pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat agar tumbuh positif.

Salah satunya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melaksanakan fungsi countercyclical yang efektif pada kuartal ketiga tahun 2020 untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

(Baca juga: Resesi di Depan Mata, Perhotelan Terancam Banyak yang Tutup)

Baca Juga:

"Pemerintah akan terus mendorong pelaksanaan APBN ini sampai dengan akhir tahun anggaran 2020 sehingga APBN tetap akan menjadi pendukung atau support terhadap proses pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani seperti dikutip laman Kemenkeu, Jumat (30/10/2020).

Sebagai catatan, defisit APBN hingga akhir kuartal III/2020 mencapai Rp682,1 triliun atau 4,16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selanjutnya, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.159 triliun (68,2% dari target dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020) atau tumbuh negatif 13,7% (yoy).

Kondisi tersebut terjadi seiring kontraksi pada penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), sesuai dengan perlambatan aktivitas ekonomi dan peningkatan pemanfaatan stimulus perpajakan.

(Baca juga: Zaman Soeharto Bikin Banyak Aset Negara Lenyap, Sri Mulyani: Asal Bangun)

Nantinya, realisasi belanja pemerintah mengalami akselerasi pada kuartal III/2020 dengan pertumbuhan 15,5% (yoy), mencapai Rp1.841,1 triliun (67,2% dari anggaran).

"Belanja Pemerintah ini meningkat tajam pada program PEN (pemulihan ekonomi nasional) serta percepatan penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)," tandasnya.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment