loading...
Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen mengatakan, bentrok dua kelompok warga ini terjadi tepatnya di perbatasan antara distrik Pelebaga dengan distrik Hubikosi.
"Bentrok 2 kelompok warga terjadi antara Kampung Husi Wuka, Distrik Pelebaga dengan warga Kampung Meagama, Distrik Hubikosi. Lokasi bentrok 2 kelompok warga terjadi antara perbatasan Distrik Pelebaga dengan Distrik Hubikosi,” ujar Dominggus Rumaropen.
Dikataan, bentrok dipicu atas kasus pembunuhan yang terjadi pada hari Selasa (18/8/2020).
Baca Juga:
Tak ada korban jiwa dalam bentrok antara dua kelompok warga tersebut. Namun terdapat sejumlah orang atau warga yang mengalami luka-luka.
"Dari laporan yang saya dapatkan dari anggota, tidak korban jiwa dalam bentrok ini, hanya ada sekitar empat orang penduduk setempat yang mengalami luka-luka. Ada juga yang mengalami luka ringan, namun warga tak melapor kepada pihak kepolisian" kata Rumaropen kepada wartawan, di RSUD Wamena, usai menjenguk korban luka.
Dalam kejadian ini menurut Rumaropen, sebanyak 10 Honai terbakar dan empat orang penduduk setempat terluka. Korban luka saat ini telah di rawat di RSUD Wamena.
Untuk mengantisipasi adanya Bentrok susulan, menurut Rumaropen, pihaknya telah menyiagakan ratusan personelnya pada dua lokasi yang merupakan titik kumpul dua kelompok warga yang bertikai.
Situasi Kamtibmas di Wamena umumnya kondusif. "Warga masyarakat dihimbau untuk tidak mempercayai informasi hoax atas peristiwa ini," sebutnya. (Baca: Dua Orang di Kabupaten Tebo Dinyatakan Positif COVID-19).
Dari penelusuran Sindonews, bentrok dua kelompok warga ini berawal dari adanya tindak pidana pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2020 lalu.
Seorang Kepala Desa yakni Desa Meagama ditemukan tewas di Jalan Safri Darwin, Wamena. Diduga pelaku pembunuhan warga Pelebaga. Aksi warga Pelebaga tersebut juga diduga sebagai balas dendam atas meninggalnya warga Pelebaga beberapa waktu lalu yang mengira tewas dibunuh oleh warga Meagama.
(nag)