Tuesday, August 11, 2020

Bangun SDM, Kemendikbud Alokasikan Rp3,5 T untuk Pendidikan Vokasi

0 comments

loading...

JAKARTA - Kemendikbud melalui Ditjen Pendidikan Vokasi mengalokasikan Rp3,5 triliun untuk pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Kemendikbud akan terus gencarkan kerja sama dengan industry, dunia kerja dan dunia usaha (IDUKA) untuk menghasilkan lulusan vokasi yang professional.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, direktoratnya memiliki 40 program pengembangan pendidikan vokasi dengan alokasi anggaran hingga mencapai Rp3,5 triliun. (Baca juga: Kemendikbud Optimalkan Sinergi Penta Helix untuk Pemulihan Ekonomi)

Wikan menyebut, selain kerja sama dengan industri besar, pihaknya juga mendorong kerja sama pendidikan tinggi vokasi (PTV) dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama dalam pengembangan produk serta transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tak hanya itu, peningkatan kapasitas SDM internal pendidikan tinggi vokasi juga diupayakan melalui program Penguatan Humas Kemitraan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja serta Program Penguatan dan Pengembangkan Pusat Karier di Perguruan Tinggi Vokasi.

Baca Juga:

Wikan mengatakan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) telah meluncurkan tujuh program kemitraan dalam rangka membangun SDM nasional yang berbasis pada kemitraan berkelanjutan antara PTV dengan IDUKA. (Baca juga: Kemenag Gelontorkan Rp2,599 Triliun untuk 21.173 Pesantren)

“Ketujuh program yang diluncurkan difokuskan pada penguatan kemitraan serta penyelarasan antara pendidikan vokasi dengan industri, yakni dengan memberikan ruang-ruang interaksi antara PTV dengan IDUKA, serta menunjukkan peran dan fungsi pendidikan vokasi dalam membangun daya saing bangsa,” katanya pada Webinar Praktik Baik Vokasi dan Industri, Selasa (11/8).

Ketujuh program tersebut adalah, program Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan IDUKA, Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan tinggi Vokasi Berstandar IDUKA, penguatan dan Pengembangkan Pusat Karier di Perguruan Tinggi Vokasi, penguatan Perguruan Tinggi Vokasi dalam Melaksanakan Rekognisi Pembelajaran Lampau di Bidang Prioritas, penguatan Humas Kemitraan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja, penyelarasan Kurikulum dan Sarana Prasarana Pendidikan Vokasi dengan IDUKA dan program Kampus Pendamping Kemitraan. (Baca juga: Hakteknas ke 25, Menristek: Sukseskan Indonesia Jadi Negara Berbasis Inovasi)

Dirjen Wikan menambahkan, dalam link and match pendidikan vokasi dengan IDUKA, penyelarasan kurikulum menjadi poin yang paling penting. Kurikulum harus menjamin agar lulusan vokasi ketika menamatkan studi sudah memiliki budaya kerja yang baik dan profesional. "Kurikulum itu jangan sekadar hard skill, tetapi soft skill seperti attitude juga diperlukan," tegasnya.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment