Liputan6.com, Jakarta - Huawei Rotating Chairman, Guo Ping, secara terbuka mengkritik pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam acara tahunan Huawei Global Analyst Summit.
Ia menilai kebijakan pemerintah AS terhadap bisnis Huawei sebagai tindakan sewenang-wenang, dan berpotensi mengancam seluruh industri di dunia.
Huawei pada pekan lalu mendapatkan kabar buruk untuk bisnis mobile. Pelarangan Huawei berbisnis dengan perusahan-perusahaan AS diperpanjang selama satu tahun lagi.
Kebijakan ini diterapkan usai Presiden AS, Donald Trump, menandatangani executive order baru terkait ancaman keamanan nasional, dan hal ini terutama berpusat pada Huawei.
Setelah itu, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan aturan ekspor baru yang secara efektif akan memangkas suplai chip global Huawei.
"Dalam upaya tanpa henti memperkuat cengkramannya pada perusahaan kami, pemerintah AS memutuskan untuk melanjutkan dan sepenuhnya mengabaikan keprihatinan banyak perusahaan dan asosiasi industri. Keputusan ini sewenang-wenang, serta merusak dan mengancam seluruh industri di dunia," ungkap Ping, seperti dikutip dari GSM Arena, Rabu (20/5/2020).
Dampak Terhadap Bisnis
Ping mengatakan, aturan baru pemerintah AS tersebut akan memengaruhi bisnis perusahaan di ratusan negara.
"Aturan baru ini akan berdampak pada ekspansi, pemeliharaan, dan operasional berkelanjutan dari jaringan bernilai jutaan miliar dolar yang kami rilis di lebih dari 170 negara. Kami memperkirakan bisnis kami pasti akan terpengaruh. Kami akan mencoba semua yang kami bisa untuk mencai solusi," jelas Ping.
Perjuangan Huawei
Bisnis Huawei menghadapi tantangan berat sejak tahun lalu. Namun, perusahaan disebut berhasil bertahan, dan bahkan meningkatkan R&D yang bertujuan untuk terus berbisnis tanpa mitra-mitra dari AS.
Ping juga memastikan bahwa bisnis Huawei tidak terganggu, serta rantai suplai dan kerja sama dengan mitra-mitra kunci akan terus tumbuh karena perusahaan akan menemukan solusi baru untuk tantangan ini.
(Din/Isk)