Liputan6.com, Jakarta Cara membangunkan sahur di berbagai negara ternyata banyak yang cukup unik dan menarik. Beberapa cara membangunkan sahur di berbagai negara ini bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun dan telah dilakukan sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun lamanya.
Sebenarnya cara yang dilakukan tetap sama, yaitu menimbulkan suara berisik. Hanya saja, ada yang sedikit berbeda dengan cara membangunkan sahur yang kita kenal selama ini. Perbedaan budaya tiap negara ternyata rupanya memengaruhi cara membangunkan sahur yang ada dalam sebuah negara.
Pada bulan Ramadan memang umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Itulah mengapa umat muslim wajib hukumnya untuk melaksanakan tahapan-tahapan sebelum melakukan ibadah puasa tersebut, salah satunya dengan bersantap sahur.
Santap sahur memang menjadi kewajiban umat muslim sebelum menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi, tidak jarang yang mengalami kesulitan untuk bangun sahur karena berbagai sebab, seperti masih merasa ngantuk, tidak dengar alarm. dan berbagai kendala lainnya. Hal tersebut menjadi alasan, mengapa hampir semua cara membangunkan sahur di berbagai negara selalu identik dengan suara berisik.
Lalu, seperti apa cara membangunkan sahur di berbagai negara tersebut? Berikut Liputan6.com telah merangkum informasi tentang cara membangunkan sahur di berbagai negara yang unik, Selasa (28/4/2020).
1. Davuls - Turki
Ketika memasuki waktu sahur, salah satu tradisi khas yang ada di Turki adalah akan adanya sekitar 2.000 Davuls yang merupakan jenis alat musik tabuh khas Turki. Para penabuh Davuls ini akan berkeliling ke berbagai sudut kota dan bertujuan untuk membangunkan sahur.
Konon, cara membangunkan sahur ini sudah sering dilakukan sejak zaman kekaisaran Ottoman. Hal unik selanjutnya, para penabuh alat musik ini akan menggunakan pakaian khas layaknya tentara kekaisaran Ottoman.
2. Seheriwalas - India
Tradisi unik selanjutnya berasal dari India. Tradisi ini yaitu berupa adanya seseorang yang memang khusus untuk bertugas membangunkan sahur. Orang tersebut memiliki julukan Seheriwalas atau Zohridaars.
Orang tersebut pada saat memasuki waktu sahur, akan berkeliling di jalanan kota India sembari bernyanyi lagu pujian yang ditujukan kepada Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW. Biasanya Seheriwalas akan membawa semacam tongkat. Tongkat tersebut yang digunakan untuk mengetuk pintu rumah warga beragamaa Islam agar bangun untuk sahur.
3. Lodra - Albania
Pada saat bulan Ramadan, warga muslim di Albania akan turun ke jalan dengan diengkapi 'Lodra'. Lodra merupakan alat musik sejenis drum yang dibuat dari kulit kambing. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh warga muslim di wilayah Kota Shokdra.
Pemain Lodra ini memang sengaja diundang oleh warga muslim di sana dengan tujuan membangunkan para warga muslim untuk sahur. Uniknya mereka akan membangunkan sahur dengan menyanyikan lagu-lagu tradisional.
4. Mesaharaty - Mesir
Mesaharaty dalam bahasa Indonesia memiliki arti “Pemanggil Sebelum Fajar”. Acara membangunkan sahur khas Mesir ini dilakukan dengan cara yang cukup unik, yaitu dengan adanya sesosok laki-laki yang menggunakan pakaian tradisional dari Mesir.
Nantinya, sosok laki-laki tersebut akan berkeliling di pemukiman warga pada saat memasuki waktu sahur. Sosok laki-laki ini berkeliling sembari menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Tidak ketinggalan juga alat musik berupa alat musik tabuh yang membuat ramai suasana pagi hari agar umat muslim sekitar bangun untuk sahur.
Tradisi yang dinamakan Mesaharaty ini masih sering dilakukan saat masuk bulan Ramadan di pemukiman umat muslim di Mesir. Hingga saat ini, masih sangat banyak warga yang membutuhkan kehadiran sosok tersebut untuk membangunkan mereka santap sahur, tentunya agar ibadah di bulan Ramadan tetap lancar.
5. Nafar dan Tebbal - Maroko
Tradisi membangunkan orang sahur dari Maroko ini cukup unik, karena dalam membangunkan umat muslim untuk sahur dilakukan dengan dua cara yaitu Nafar dan Tebbal. Cara tersebut dibedakan dari jenis alat yang digunakan untuk membangunkan warga agar bangun untuk sahur.
Pada tradisi Nafar, artinya warga akan dibangunkan sahur dengan menggunakan terompet berukuran kecil. Berbeda dengan Tebbal, karena jika menggunakan tradisi Tebbal, tandanya warga akan dibangunkan menggunakan alat musik tabuh seperti drum.
Selain itu, hal unik lainnya adalah dimana para pemain Nafar dan Tebbal akan menggunakan jenis pakaian tradisional yang memiliki nama sebutan Gandora. Pakaian ini digunakan pada saat pemain Naffar dan Tebbal tersebut melaksanakan tugas membangunkan warga agar bangun untuk santap sahur.
Nah, cukup unik ya cara membangunkan sahur di berbagai negara tersebut.